REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kepolisian Malaysia telah mengirim permintaan resmi kepada kepolisian Macau untuk menangkap Low Taek Jho atau lebih dikenal dengan nama Jho Low. Ia tengah diburu kepolisian Malaysia karena diduga memiliki peran penting dalam kasus korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun mengatakan, pihaknya mengirim permintaan tertulis melalui kantor penghubung interpol di Bukit Aman dan sedang menunggu respons.
"Kami awalnya diberitahu bahwa dia (Jho Low) berada di Hong Kong dan kami mengirim tim ke sana untuk membawanya pulang. Ketika kami tiba di sana, kami tahu bahwa dia telah pergi menggunakan (kapal) feri ke Makau," katanya kepada awak media, dikutip laman The Straits Times, Selasa (10/7).
(Baca: Mahathir Mohamad Berulang Tahun ke-93 Tahun)
Macau diketahui tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan negara lain. Pada 15 Juni lalu, Departemen Imigrasi Malaysia telah membatalkan paspor Low. Direktur Jenderal Imigrasi Malaysia Mustafar Ali mengatakan, hal itu dilakukan atas permintaan Komisi Anti-Korupsi Malaysia.
Kasus korupsi 1MDB telah menjerat mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak. Ia diduga menikmati aliran dana 1MDB untuk kepentingan pribadinya. Salah satunya adalah aliran dana sebesar 10,6 juta dolar AS dari SRC International, yakni unit perusahaan 1MDB. Dana tersebut dilaporkan masuk ke rekening Najib pada akhir 2015.
(Baca: Mahathir Sebut Anggota Parlemen Harus Umumkan Asetnya)
Kasus 1MDB kembali diselidiki setelah Mahathir Mohamad terpilih sebagai perdana menteri Malaysia. Tak hanya membuka kembali penyelidikan, Mahathir pun segera memerintahkan pencekalan Najib dan istrinya Rosmah Mansor agar tak bepergian ke luar negeri.
Ia juga memecat jaksa agung yang disebut-sebut cukup akrab dengan Najib dan sempat menghentikan penyelidikan kasus ini. Najib pun telah menjalani serangkaian pemeriksaan.
Properti dan kantornya pun telah digeledah oleh otoritas Malaysia. Dari hasil penggeledahan, otoritas Malaysia menyita berbagai barang mewah, mencakup emas, jam tangan, dan tas. Semua barang mewah tersebut ditaksir bernilai 900 juta hingga 1,1 miliar ringgit.
Selain barang-barang mewah, otoritas Malaysia juga menyita uang tunai sebesar 116,7 juta ringgit. Kendati demikian, Najib masih tetap menolak dugaan keterlibatannya dalam kasus 1MDB.
Ia menyebut barang mewah yang disita dari rumah merupakan hadiah dari kolega untuk anak dan istrinya. Sedangkan uang tunai merupakan hasil sumbangan untuk keperluan pemilu beberapa waktu lalu.
Pada Selasa pekan lalu, Komisi Anti-Korupsi Malaysia akhirnya menangkap Najib. Najib pun langsung menjalani proses persidangan keesokan harinya. Jaksa Agung Malaysia Tommy Thomas mengajukan empat tuntutan kepada Najib, yakni tiga tuntutan pidana dan satu tuntutan penyalahgunaan wewenang.
Semua tuntutan itu berkaitan dengan perannya dalam kasus 1MDB. Namun usai persidangan, Najib dibebaskan setelah kedua anaknya, Norashman Najib dan Nooryana Najwa Najib menyetorkan uang jaminan sebesar 1 juta ringgit. Najib akan kembali menjalani persidangan pada awal tahun depan.