Selasa 10 Jul 2018 16:31 WIB

Cawapres Ideal untuk Jokowi Menurut Survei Terbaru LSI

Ada lima cawapres ideal yang bisa dipasangan dengan Jokowi untuk Pilpres 2019.

Rep: Amril Amrullah, Adinda Pryanka/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kanan) bergegas seusai memberikan keterangan pers terkait terpilihnya Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode tahun 2019-2020 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Presiden Joko Widodo (kanan) bergegas seusai memberikan keterangan pers terkait terpilihnya Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode tahun 2019-2020 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei calon wakil presiden (cawapres) ideal bagi Joko Widodo (Jokowi) jelang pendaftaran calon presiden (capres) pada 4 Agustus mendatang. Peneliti senior LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, pihaknya merangkum nama-nama potensial cawapres menjadi lima nama ideal.

Dari survei terbaru yang dilaksanakan pada 28 Juni-5 Juli 2018, terdapat lima cawapres ideal dipasangkan dengan Jokowi menurut pilihan responden dan para ahli. Kelima cawapres Jokowi ini muncul demi empat faktor pemerintahan yang kuat untuk Jokowi di periode kedua, merujuk keinginan responden.

Cawapres yang mendukung pemerintahan Jokowi yang kuat itu, ungkap Alfaraby, yang memiliki beberapa keunggulan. Yakni, cawapres yang bisa mendukung stabilitas pemerintahan berdasar kekuatan politik di parlemen, cawapres berdasar dukungan pelaku bisnis, cawapres yang mampu menjaga hukum dan keamanan, dan cawapres berdasar dukungan pemuka agama.

"Lima nama yang dirangkum berdasarkan survei responden dan merujuk pendapat expert judgement demi terbentuknya pemerintahan yang kuat ini adalah pertama Airlangga Hartarto, Mahfud MD, Tito Karnavian, Moeldoko dan Sri Mulyani," papar Alfaraby kepada wartawan saat merilis hasil survei Pasangan Capres dan Cawapres Pascapilkada, Selasa (10/7).

Dia menjelaskan, dari hasil survei terbaru pascapilkada per Juli, responden yang memilih Jokowi berharap presiden membentuk pemerintahan yang kuat berdasarkan pilihan cawapresnya. Lima poin menurut responden yang dimaksud pemerintahan yang kuat, di antaranya pemerintah didukung oleh mayoritas partai di parlemen.

"Airlangga Hartarto, Ketum Golkar cawapres dengan elektabilitas tertinggi dari parpol dengan 35,7 persen, disusul Ketum PKB Muhaimin Iskandar 21,5 persen dan Ketum PPP Romahurmuzy 16 persen," kata Alfaraby.

Sedangkan poin pemerintahan Jokowi kuat bila cawapres didukung pelaku usaha dalam/luar negeri, Sri Mulyani menduduki survei tertinggi 32,5 persen, disusul Susi Pudjiastuti 24,5 persen dan Chairul Tanjung di angka 17 persen. "Sri Mulyani adalah cawapres tertinggi untuk isu tumbuhkan ekonomi," terangnya.

Untuk cawapres Jokowi yang dinilai mendukung pemerintahan kuat bila didukung aparat hukum baik TNI dan Polisi, nama Kapolri Tito Karnavian muncul di angka 32,6 persen. Disusul Moeldoko di angka 29 persen dan Wiranto di angka 25 persen.

Poin terakhir yang menjadi penilaian responden untuk cawapres Jokowi berdasar dukungan tokoh agama, nama Ketua MUI KH Ma'ruf Amin muncul tertinggi di angka 21 persen. Disusul mantan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin 17,2 persen, Tuan Guru Bajang (TGB) 12,3 persen dan Mahfud MD 9,5 persen.

Pengamat politik dari Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), Djayadi Hanan mengatakan, pengumuman pendamping calon presiden pejawat Jokowi untuk Pilpres 2019 menunggu siapa lawannya. Sebab, sampai saat ini, rival dari Jokowi masih belum jelas figurnya.

Sembari menunggu, PDIP sebagai partai pengusung Jokowi menyiapkan sejumlah skenario yang menyesuaikan kelemahan dan kelebihan lawan. Di antaranya terkait nama cawapres yang kabarnya sudah dikantongi Jokowi dan tinggal diumumkan.

"Baik itu satu, dua atau lebih, siapa yang tahu. Mungkin saja, mereka (PDIP dan Jokowi) menyiapkan banyak nama untuk menghadapi kemungkinan lawannya nanti," ujar Djayadi ketika dihubungi Republika, Selasa (10/7).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement