REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang pria Inggris yang terkena racun saraf Novichok 10 hari lalu sudah mulai sadar dan saat ini berada dalam keadaan kritis namun stabil, kata Rumah Sakit Distrik Salisbury, Selasa (10/7). Charlie Rowley (45 tahun) diracun bersama-sama Dawn Sturgess, yang meninggal dunia pada Minggu, dengan zat saraf sama yang dipakai dalam penyerangan terhadap bekas mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya pada Maret.
"Kami telah melihat perkembangan kecil namun sangat berarti pada kondisi Charlie Rowley," kata Lorna Wilkinson, Direktur Keperawatan RS Distrik Salisbury.
"Ia berada dalam kondisi kritis tapi stabil, dan sekarang sudah sadar."
Kepolisian mengatakan bahwa Sturgess, yang merupakan mitra Rowley, menangani sebuah barang yang teracuni Novichok di Inggris barat daya, beberapa kilometer dari Salisbury. Salisbury adalah kota tempat Skripal dan putrinya, Yulia, mendapat serangan racun tersebut.
Novichok merupakan zat yang dikembangkan militer Soviet pada masa Perang Dingin. Inggris dan sekutu-sekutunya menuding Rusia berada di balik serangan terhadap Skripal dan putrinya.
Keyakinan mereka itu membuat sejumlah negara Barat melakukan pengusiran terhadap diplomat-diplomat Rusia. Moskow membantah tuduhan tersebut dan balik mengusir diplomat-diplomat Barat.
Penyelidikan atas serangan Novichok itu berkembang menjadi perburuan atas pembunuhan Sturgess. Sturgess, 44 tahun, adalah seorang ibu tiga anak yang tinggal di Amesbury, kota di dekat Salisbury.
Keluarga Sturgess pada Selasa mengadakan acara penghormatan bagi mendiang. Kepolisian sedang berupaya memastikan apakah kedua warga Inggris itu terkena racun sama, yang digunakan untuk menyerang Skripal dan putrinya.
Kepolisian mengatakan bahwa para personelnya sedang memindahkan sebuah kendaraan dari suatu alamat di Swindon, sekitar 48 kilometer dari Amesbury, dalam kaitannya dengan penyelidikan.