Rabu 11 Jul 2018 09:00 WIB

UIN Ar-Raniry Gelar Workshop Manuskrip Alquran Nusantara

Kegiatan itu bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kemenag.

Penyerahan buku dari LPMQ. Balitbang-Diklat Kementerian Agama RI yang diterima oleh Wakil Rektor III UIN Ar-Raniry.
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Penyerahan buku dari LPMQ. Balitbang-Diklat Kementerian Agama RI yang diterima oleh Wakil Rektor III UIN Ar-Raniry.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ), Balitbang-Diklat Kementerian Agama bersama dengan Fakultas Adab dan Humaniora dan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry menggelar Workshop Manuskrip Alquran Nusantara. Acara tersebut diadakan di Aula Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (5/7).

Kegiatan tersebut dibuka oleh Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof  Dr  Tgk H Warul Walidin AK, MA yang diwakili oleh Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Dr H Syamsul Rijal MAg.

Dalam sambutannya, Prof Syamsul Rijal mengatakan,  kegiatan workshop tersebut  merupakan sebuah langkah maju dan strategis dalam memperkuat khazanah dan kultural Muslim masa lampau lewat mushaf Alquran.

“Pada saat ini upaya pemeliharaan Alquran tidak hanya dalam bentuk hafalan, tapi juga dalam bentuk pemeliharaan mushaf Alquran dari generasi ke generasi sehingga dapat melahirkan kesadaran baru bagi para akademisi untuk menjaga mushaf Alquran, menghafal dan mentranformasikan nilai-nilainya dalam era modern,” kata Syamsul Rijal dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (9/7).

Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Syarifuddin MA, PhD selaku penangung jawab kegiatan mengatakan,  kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai upaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya mushaf kuno sebagai benda cagar budaya yang harus dijaga, dirawat dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya.

Selain itu, kata Syarifuddin, kegiatan tersebut juga sebagai upaya untuk menggagas berdirinya centre of execellent terkait mushaf kuno Nusantara pada Bayt Al-Qur’an yang memiliki informasi yang komprefensif terkait mushaf kuno Nusantara.

“Kesadaran masyarakat terkait dengan mushaf kuno belum cukup memadai sehingga benda berharga ini kurang dirawat secara baik.  Bahkan ada sebagian dikomersilkan sebagai benda koleksi yang diperjualbelikan dengan harga yang mahal,” kata Syarifuddin.

Workshop tersebut menampilkan  sejumlah narasumber, baik dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) maupun dari UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Mereka antara lain  Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (Dr  H  Muchlis M Hanafi MA), Koordinator Peneliti LPMQ (Dr H  Ali Akbar MHum), Dekan Fakultas  Adab dan Humaniora (Syarifuddin MA, PhD), Dosen Prodi IAT FUF (Dr Samsul Bahri MAg) dan Peneliti LPMQ (H Zarkasi, MA).

Workshop ini merupakan salah satu bentuk realisasi dari Mou antara LPMQ dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Naskah kesepakatan kerja sama tersebut ditandatangani oleh Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Dr H Muchlis M Hanafi MA, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Syarifuddin MA, PhD serta Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry, Dr Lukman Hakim MAg.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement