REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola menaruh harapan agar pondok pesantren (Ponpes) dapat menjadi panutan atau teladan bagi sistem pendidikan karakter yang sedang jadi tema sentral pendidikan saat ini. "Ponpes adalah lembaga pendidikan tertua yang ada di Indonesia, bahkan sudah berdiri jauh hari sebelum bangsa ini memproklamirkan kemerdekaannya," kata Gubernur dalam rilisnya, Rabu (11/7).
Menurut dia, sebagai lembaga keilmuan, pelatihan, pemberdayaan masyarakat dan keagamaan, ponpes juga berperan selaku simpul budaya religius yang terpatri dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Ponpes juga sangat diharapkan bisa menghasilkan lulusan santri yang adaptif dengan dinamika zaman, mampu menguasai iptek dan pemahaman agama secara sinkron dengan menjadikan Alquran dan hadist sebagai sumber inspirasi dan rujukan utama.
Meskipun pondok pesantren menggunakan kurikulum nasional, tetapi Gubernur, meminta agar hendaknya nilai-nilai keislaman yang ada di dalamnya, mesti benar-benar ditonjolkan. Ini sebagai pembeda dengan lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya.
Hal senada disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tengah, Rusman Langke. Dia mengatakan, Ponpes merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di Indonesia yang telah eksis berabad-abad. Karena itu, peranan Ponpes harus dipelihara sebaik-baiknya sesuai kondisi masing-masing aderah.
"Sebelum kita merdeka, pendidikan yang paling terdepan adalah Ponpes. Para kiai yang melakukan pembelajaran hanya di surau, mushalah maupun masjid karena saat itu kita dikejar-kejar penjajah. Itu sejarah yang membuktikan bahwa lembaga pendidikan tertua di Indonesia itu adalah Ponpes," kata Rusman Langke.