REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memberhentikan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi, Selasa (10/7). Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno, pencopotan tersebut merupakan bagian dari penyegaran yang biasa terjadi.
"Jadi Pak Satya ini adalah bagian daripada penyegaran untuk Light Rapid Transit (LRT). Saya minta Pak Satya membantu saya untuk mengawasi (proyek) sampai nanti beroperasi," kata Sandiaga di Condet, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (11/7).
(Baca: Anies Copot Dirut Jakpro)
Seperti diketahui, Jakpro kini memegang beberapa program strategis, salah satunya fasilitas kereta cepat LRT. Menurut Sandiaga, pencopotan Satya tak akan menimbulkan keterlambatan. Satya akan tetap terlibat dalam proyek LRT hingga fasilitas tersebut beroperasi.
Menurut Sandiaga, saat ini Satya masih menjadi komisaris di anak perusahaan PT Jakpro. Sandiaga mengucapkan terimakasih atas komitmen Satya tersebut. Ia ingin, setelah kereta beroperasi, akan terjadi pergantian estafet dengan lancar. Selanjutnya, proyek LRT fase dua masih akan menjadi program prioritas.
Posisi Satya digantikan oleh Mantan Direktur PT Pertamina Dwi Wahyu Daryoto. Ia mulai masuk perusahaan minyak pelat merah itu pada Desember 2014. Empat tahun bekerja di perusahaan tersebut, Dwi menduduki jabatan sebagai direktur SDM.
Pada Februari 2018, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mereorganisasi susunan direksi PT Pertamina. Dwi digeser dari Direktur SDM menjadi Direktur Manajemen Aset. Baru dua bulan di posisi itu, Dwi dicopot bersama tiga direktur dan direktur utama Pertamina pada April 2018.