REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, menginginkan pengangguran di ibu kota terkikis dan lapangan kerja lebih terbuka. Sandi juga berharap kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
"Kita menginginkan pengangguran terkikis, kita ingin lapangan kerja lebih terbuka dan kita ingin kesejahteraan masyarakat semakin meningkat," kata Sandiaga di Condet, Jakarta Timur, Rabu (11/7).
Menurutnya pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan. Saat ini pertumbuhan di level 6,3 persen dan menuju 7 persen. Pemprov akan berusaha menurunkan tingkat pengangguran di bawah 5 persen.
Ia mengakui, saat ini tingkat pengangguran terbuka di Jakarta masih lumayan tinggi. Pada 2017 angkanya tembus 7 persen atau 300 ribu lebih pengangguran.
"Ini butuh solusi yang kreatif. Ini bisa kita lakukan dan dicapai kalau bersinergi antara berbagai dinas, termasuk dinas tenaga kerja dan transmigrasi dengan program One Kecamatan One Center Entrepreneurship (OK OCE)," kata Wagub.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan lima tahun dengan program OK OCE akan tercipta 200 ribu wirausaha baru, katanya.
"Dengan konsep OK OCE yang sebetulnya ruhnya ini adalah dalam pusat-pusat pelatihan di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigasi. Pelatihan kerja dan pengembangan ekosistem ini bisa diciptakan," kata Sandiaga.
Baca juga, Menaker Klaim Jumlah Pengangguran Sentuh Titik Terendah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak lantas puas dengan perekonomian yang selama ini dianggap baik. Begitu juga dengan angka kemiskinan dan pengangguran yang setiap tahun menurun secara perlahan.
Menurutnya, kemiskinan dan pengangguran masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi pemerintah Indonesia agar angka tersebut bisa turun secara drastis. Jokowi menuturkan, dari data yang diambil melalui badan pusat statistik (BPS) posisi angka kemiskinan pada 2015 mencapai 11,3 juta, pada 2016 angkanya turun ke 10,7 juta, dan pada 2017 kembali mengalami penurunan ke titik 10,2 juta.
"Kita harapkan tahun ini (2018) akan satu digit angka kemiskinan kita," ujar Jokowi dalam Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APEKSI), Jumat (6/7).
Namun angka satu digit ini bukan berarti kemiskinan berkisar pada sembila koma, seperti 9,9. Angka sembilan koma dianggap masih terlalu besar. Jokowi pun berharap angka kemiskinan terus ditekan hingga mencapai nol, atau tidak ada masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan.
Sedangkan untuk angka pengangguran, Jokowi menyebut bahwa pada 2015 jumlahnya mencapai 7,56 juta, sedangkan pada Februari 2018 pemerintah berhasil menurunkannya dan saat ini berada di angka 6,87 juta.
Angka yang masih terbilang tinggi ini harus jadi perhatian bersama bukan hanya oleh pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah di Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Kunci untuk menekan kedua angka ini pun adalah bagaimana Indonesia mampu menumbuhkan perekonomiannya. Dan sektor yang paling mudah meningkatkan ekonomi adalah investasi dan ekspor.