REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rasyidi meminta, agar pemerintah mengutamakan guru honorer yang telah lama mengabdi untuk segera diangkat menjadi ASN. Artinya, seleksi yang dilakukan mesti memperhitungkan masa kerja, dan dedikasi guru honor yang bersangkutan.
"Dalam rekrutmen (Pengangkatan 100 ribu guru honorer) itu harus ada pemihakan. Jadi indeks penerimaannya itu tidak disamakan antara guru yang sudah lama mengabdi dengan guru baru," kata Unifah saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (11/7).
Terkait capaian kualitas guru, Unifah mengaku pesimistis jika proses seleksi CPNS yang ada bisa langsung menyaring guru yang betul-betul berkualitas. Karena menurut dia, untuk menghasilkan guru yang berkualitas harus juga dibarengi dengan pembekalan, pembinaan dan pelatihan terhadap guru-guru tersebut.
"Seleksinya ada memang dari Kemendikbud, tapi kalau untuk kualitas nanti Kemendikbud memang harus memberikan training. Kalau tidak ditraining, tidak diberi pembinaan atau pelatihan, jangan harap bisa menghasilkan guru berkualitas," kata Unifah.
Sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Asman Abnur menyampaikan pihaknya belum memutuskan formasi penerimaan jumlah guru PNS. Ia menjelaskan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyampaikan adanya kekurangan guru di berbagai daerah. Karena itu, pengangkatan guru baru menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam penerimaan CPNS nanti.
"Jadi kita belum memutuskan formasi. Kemendikbud menyampaikan ada kekurangan guru, maka kita prioritaskan pengangkatan guru baru," ujar Asman di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (9/7).