Rabu 11 Jul 2018 22:00 WIB

Istri Perekrut Anggota ISIS Dihukum Kerja Sosial

Hukuman kerja sosial karena Moutiaa tidak berdiri saat hakim memasuki ruangan.

Rep: http://www.abc.net.au/indonesian/2018-07-11/istri-perekrut-isis-dihukum-kerja-sosial/9980948/ Red: Nur Aini
Gerakan ISIS (ilustrasi)
Foto: VOA
Gerakan ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WALES -- Moutiaa El-Zahed, istri seorang perekrut kelompok teroris ISIS Hamdi Alqudsi, dijatuhi hukum kerja sosial selama 75 jam. Hal itu karena dia tidak bersedia berdiri di ruang persidangan saat hakim memasuki ruangan.

Moutiaa (50 tahun) menjadi orang pertama di New South Wales (NSW), Australia, yang diajukan ke pengadilan karena kasus seperti itu. Dia dinyatakan bersalah pada Mei lalu atas sembilan dakwaan terkait perilaku tidak sopan di pengadilan. Pidana itu baru diperkenalkan di NSW pada 2016.

Ibu dari dua itu menolak berdiri ketika Hakim Audrey Balla memasuki dan meninggalkan ruang sidang dalam stau sidang perdata pada November dan Desember 2016. Moutiaa yang merupakan istri terpidana Hamdi Alqudsi, telah menggugat Kepolisian NSW dan Kepolisian Australia, karena mengaku diserang saat terjadi penggerebekan di rumahnya pada 2014.

Saat itu, pengacara Moutiaa, Clive Evatt memberitahu pengadilan bahwa kliennya "tidak akan berdiri kecuali di hapadan Allah". Kasus perdatanya ditolak tetapi sembilan dakwaan terkait penolakannya untuk berdiri di sidang diperiksa oleh Hakim Carolyn Huntsman di Downing Center Local Court.

Dalam sidang vonis pada Rabu (11/7), Moutiaa memasuki ruang sidang beberapa menit sebelum Hakim Carolyn Huntsman dan berdiri di depan kursinya bukan mendudukinya. Saat petugas pengadilan memberikan instruksi, "Diam, semua berdiri", semua yang hadir pun berdiri menyambut kedatangan hakim termasuk Moutiaa yang memang sudah berdiri.

Di pertengahan sidang, terdakwa berdiri dan berjalan keluar dari ruang sidang tanpa membungkuk ke hakim. Sudah menjadi aturan protokol persidangan untuk menundukkan diri kepada hakim jika memasuki atau meninggalkan ruang sidang di saat mereka masih duduk.

Ketika Hakim Huntsman menanyakan apa yang terjadi, pengacara Moutiaa tampak bingung. Setelah berbicara dengan kliennya, dia menyampaikan bahwa kliennya harus pergi ke kamar kecil.

Hakim kemudian menyampaikan dia akan menunda persidangan jika diminta. Dia juga menambahkan bahwa di luar kebiasaan bagi terdakwa untuk keluar begitu saja dari ruang sidang.

Dalam vonisnya, Hakim Huntsman mengatakan terdakwa berulang kali dan dengan sengaja tidak berdiri menyambut hakim dan dengan begitu menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap pengadilan dan hakim. "Saya berpendapat bahwa tingkah laku itu penting," katanya.

"Penting bukan karena itu tidak mengganggu persidangan. Yang jadi masalah adalah ketidakhormatan," ujarnya.

Dengan tindakan tersebut, katanya, menunjukkan kepada semua orang bahwa pengadilan tidak layak untuk dihormati.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement