REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri membantah melakukan operasi dan bombardir pada kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Kampung Alguru Nduga, Papua pada Rabu (11/7). Justru, Polri menyebut KKSB yang melakukan penyerangan pada personel Polri.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar menuturkan, aparat gabungan TNI dan Polri saat ini masih melakukan pengejaran anggota kelompok bersenjata yang beberapa kali melakukan penyerangan pesawat, pembunuhan warga sipil dan gangguan Pilkada pada 22, 25 Juni dan 6 Juli 2018. Adapun mengenai isu serangan yang terjadi, Boy menilai hal tersebut sebagai propaganda kelompok bersenjata dan meminta masyarakat tidak terprovokasi.
"Saya sudah pernah rapat dengan bupati Nduga bersama gubernur dan Pangdam. Kita sedang melaksanakn penegakan hukum terhadap Kelompok KKSB yang telah membunuh warga sipil. Mohon jangan terpengaruh propaganda kelompok tersebut," kata Boy, Kamis (12/7).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Polisi Ahmad Mustafa Kamal menjelaskan, pada Rabu 11 Juli 2018 sekira pukul 11.17 WIT, saat Helicopter polri akan mengirimkan bahan makanan di beberapa titik keberadaan personel, terjadi penembakan terhadap Helicopter Polri. "Mereka malah ngeklaim diserang, kita yang diserang," kata Kamal kepada Republika.co.id, Kamis (12/7).
Beruntung, helikopter dalam keadaan selamat. Tidak lama kemudian di sekitar TKP penembakan helikopter terjadi kontak tembak antara personil BKO Brimob dengan Kelompok Kriminal Bersenjata. Dikarenakan situasi tidak memungkinkan Helicopter Polri kembali ke Pos Pol Nduga
Kamal melanjutkan, sekira pukul 16.00 WIT Helicopter kembali mengirimkan bahan makanan di beberapa titik keberadaan personel brimob dan terjadi penembakan kembali terhadap Helikopter, sehingga terjadi kontak tembak antara personel Brimob dengan Kelompok Kriminal bersenjata. Sementara itu, Helicopter Polri kembali ke Pos Pol Nduga dan tiba dalam keadaan selamat, kontak tembak masih terjadi hingga pukul 17.00 Wit.
"Dipastikan pada peristiwa kemarin tidak ada penembakan dari Helicopter kepada Kelompok Kriminal Bersenjata apalagi pengeboman," ujar Kamal.
Keberadaan Helikopter Polri di Kabupaten Nduga, menurut Kamal berfungsi untuk membawa bahan makanan dan evakuasi seperti evakuasi korban penembakan personil Brimob pada tanggal 06 Juli 2018.
Sedangkan keberadaan aparat kepolisian di Kabupaten Nduga untuk menegakan hukum terhadap para pelaku kriminalitas baik terhadap anggota polri dan masyarakat sipil dan keberadaan Polri untuk melindungi, mengayomi masyarakat hidup aman dan nyaman agar dapat melaksanakan aktivitas seperti sedia kala.
Kamal juga melaporkan adanya beberapa Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Nduga salah satunya di pimpin oleh Egianus yang sempat bergabung dengan kelompok lainnya yang berada di belakang Sekolah SD Kampung Alguru saat terjadi kontak tembak pada Rabu (11/7).
Kamal pun menegaskan, terkait beredarnya isu Pemboman beserta gambar kebakaran hutan pada media sosial itu tidak benar (Hoax) karena peristiwa tersebut merupakan kebakaran hutan di Provinsi Kalimantan Tengah dan hari ini situasi di Kabupaten Nduga dalam keadaan aman dan kondusif.