REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap suatu saat akan ada koperasi yang mampu tumbuh dan berkembang dengan perputaran uang yang sangat besar. Selama ini koperasi yang ada di Indonesia mayoritas hanya mampu menggalang dana dalam jumlah kecil. Padahal potensi koperasi untuk menjadi besar sangat terbuka.
Keberadaan koperasi Kospin Jasa yang sudah melantai di bursa saham dan koperasi Sidogiri yang perputaran uangnya mampu menembus Rp 16 triliun per tahun mencari contoh nyata bahwa koperasi sebenarnya mampu berada di level tinggi. Sayangnya jumlah koperasi berkembang dari sisi manajemen sejauh ini masih minim.
"Saya ingin satu, dua, tiga, empat atau lima koperasi masuk dalam jajaran 100 atau 300 besar koperasi secara global," ujar Jokowi dalam peringatan hari koperasi nasional (Harkopnas) ke-71 di ICE, Kamis (12/7).
Dengan adanya contoh dari Kospin Jasa dan Sidogiri, koperasi lain seharusnya bisa belajar dan bertanya kunci dua koperasi ini dalam melakukan percepatan sehingga mampu berkembang seperti sekarang.
Jokowi pun memberi contoh mengenai Koperasi Fontera yang ada di Selandia Baru. Koperasi ini berhasil menunjukan eksistensinya di bidang produksi susu dan produk olahan dari susu. Menggandeng sekitar 10.500 peternak di Selandia Baru, omset koperasi ini berhasil menembus angka 17,2 miliar dolar New Zealand atau sekitar Rp 165 triliun setiap tahunnya.
Omset yang didapat ini berhasil menempatkan Fontera menjadi salah satu perusahaan berbasis koperasi terbesar di negaranya. Bahkan Fontera saat ini mampu merebut 30 persen dari keseluruhan ekspor susu dan produk susu di dunia.
Contoh perusahaan sukses yang berawal dari koperasi adalah Ocean Spray dari Amerika Serikat. Koperasi ini berhasil mengembangkan buah cranberry di mana hanya mengumpulkan buah dari para petani. Ocean Spray kemudian mengembangkan diri dengan produk olahan dari buah tersebut mulai dari minuman jus, kismis, hingga buah-buahan kering. Koperasi ini pun disebut berhasil meraup lama setiap tahun hingga miliaran dollar AS.