Kamis 12 Jul 2018 17:29 WIB

Keracunan Hidangan Hajatan, 13 Orang Masuk RS di Sukabumi

Kondisi belasan korban keracunan sudah membaik.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Korban keracunan (ilustrasi)
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Korban keracunan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak 13 orang korban keracunan masih menjalani perawatan medis di RSUD Sekarwangi Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Namun kondisi belasan korban keracunan tersebut sudah membaik dibandingkan sebelumnya.

Sebelumnya, sebanyak 28 orang warga di Kampung Cibodas RT 02 RW 10 Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, Sukabumi mengalami keracunan makanan pada Selasa (10/7). Mereka mengalami gejala keracunan setelah mengkonsumsi makanan yang dibagikan dalam acara hajatan yang digelar salah seorang warga pada Sabtu (7/7).

"Hingga saat ini yang masih dirawat masih 13 orang,’’ ujar Humas RSUD Sekarwangi, Ramdhansyah kepada wartawan, Kamis (12/7). Mereka menjalani perawatan medis sejak Selasa lalu.

Saat ini, kata Ramdhansyah, kondisi belasan warga yang keracunan tersebut mulai membaik. Bila kondisinya terus membaik maka belasan warga tersebut diperbolehkan pulang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi Hendra Priatna menambahkan, total penderita keracunan berjumlah 28 orang dan 19 orang diantaranya di bawa ke RSUD Sekarwangi Sukabumi. Sementara sisanya mendapatkan perawatan petugas medis puskesmas baik di Puskesmas Nagrak maupun Posko KLB di lokasi kejadian.

Hendra mengatakan berdasarkan laporan terakhir pada Rabu (11/7) sore pukul 17.30 WIB para korban keracunan yang dirawat di puskesmas maupun RSUD Sekarwangi Kecamatan Cibadak kondisinya membaik. Di puskesmas, kata Hendra, sudah tidak ada korban keracunan. Sebabnya mereka telah kembali ke rumahnya karena sudah membaik.

Para pasien tersebut semuanya mendapatkan layanan kesehatan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Sementara di RSUD Sekarwangi masih ada 13 korban keracunan yang dirawat.

Selain menangani pasien, kata Hendra, petugas juga mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium yakni ayam goreng dan air bersih. Petugas juga mengambil sampel air kotor (air sungai) karena masyarakat di sana sulit menggunakan air bersih dengan adanya musim kemarau.

Hendra menuturkan, Puskemas Nagrak juga melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait, penyelidikan epidemiologi, pengobatan, perawatan yang komperensif terhadap pasien. Upaya lainnya yakni penyuluhan dan membuka Pos KLB sementara agar mempermudah akses masyarakat untuk berobat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement