REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyasar generasi millennial untuk memakmurkan dan memajukan masjid di Tanah Air. Nantinya mereka akan diedukasi soal keagamaan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi umat oleh para pengajar Muhammadiyah.
“Program dengan DMI di pelosok daerah untuk melakukan pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan generasi millennial, misal mereka cerdas tapi jika mereka salah asuh maka akan jadi anak egois, tidak peka lingkungan, mereka tidak punya sopan santun, menjadi manusia modul maka tugas kami dan DMI mengedukasi mereka,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Haedar mengatakan, pihaknya memiliki para pengajar yang berasal dari sekolah umum dan madrasah. Sehingga nantinya para pengajar informal ini akan membuat kurikulum untuk para generasi millennial. “Kita sedang mengolah model seperti madrasah yang berisi pembinaan masjid dan jamaah untuk generasi millennial agar tidak salah asuh. Ketika mereka (generasi millennial) memasuki paham radikalisme yang menjadi titik rawan, disitu kami mencoba mengedukasi,” katanya.
Wakil Ketua Umum DMI Komjen Syafruddin menambahkan pihaknya memiliki sejumlah program pemberdayaan masjid yang telah berjalan. Seperti pemberdayaan ekonomi berbasis masjid, wisata religi berbasis masjid, dan lain sebagainya.
“Kami ingin lebih mensinkronisasikan program ini dengan Muhammadiyah sehingga lebih membumi dan cepat dirasakan masyarakat. Sekaligus agar umat bisa mendapatkan rezeki di samping pahala,” jelasnya