Jumat 13 Jul 2018 08:34 WIB

Trump Anggap Putin Sebagai Saingan, Bukan Lawan

Trump katakan mudah-mudahan suatu hari ia dan Putin bisa menjadi teman

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump
Foto: EPA
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Kamis, menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin lebih sebagai "saingan" daripada "musuh". Trump juga mengatakan ia berharap mereka bisa berhubungan dengan baik ketika keduanya melakukan pertemuan puncak untuk pertama kalinya pada pekan depan.

Ketika berbicara sebelum meninggalkan Brussel setelah bertemu para pemimpin NATO, Trump mengulang pernyataan bahwa pertemuannya dengan Putin kemungkinan akan menjadi bagian termudah dari rangkaiannya kunjungannya. Lawatan Trump termasuk menghadiri pertemuan puncak persekutuan militer negara-negara Barat itu serta kunjungan ke Inggris.

"Menurut saya, kami akan berhubungan baik. Tapi pada akhirnya ia adalah saingan. Dia mewakili Rusia. Saya mewakili Amerika Serikat. Jadi sebenarnya kami merupakan saingan, bukan masalah teman atau musuh. Dia bukan musuh saya," kata Trump.

"Mudah-mudahan suatu hari, mungkin dia akan jadi teman. Itu bisa saja terjadi tapi saya tidak mengenal dia dengan baik."

Ketika diajukan pertanyaan, Trump menghindarkan diri dari mengkritik soal pencaplokan Krimea pada 2014 oleh Rusia atau menyebut Putin sebagai ancaman. "Saya tidak mau dia seperti itu, dan, menurut saya, karena itu lah kita punya NATO."

Presiden AS itu dijadwalkan mengadakan pertemuan empat mata dengan Putin pada Senin di Helsinki. Beberapa diplomat NATO mengatakan pertemuan itu akan menjadi ujian sesungguhnya atas komitmen Trump kepada persekutuan Barat tersebut.

Tiga pejabat tinggi AS mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada seseorang pun di Pentagon. Termasuk Menteri Pertahanan Jim Mattis, tahu apa yang kemungkinan akan dikatakan Trump di Helsinki.

Sejumlah pejabat Eropa mengatakan secara tertutup bahwa mereka khawatir Trump akan menyatakan keinginan untuk memangkas latihan militer di Eropa atau mengurangi jumlah pasukan. Persis seperti ketika ia secara tiba-tiba menghentikan latihan di Korea setelah bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bulan lalu.

Trump tidak membesar-besarkan harapan soal pembicaraannya dengan Putin. Trump mengatakan dirinya tidak mencari hasil kuat namun akan menyatakan ketidaksetujuannya soal Suriah, Ukraina serta tudingan bahwa Rusia mencampuri politik AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement