REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Restorasi Gambut melibatkan tokoh agama dari berbagai daerah untuk turut mensosialisasikan upaya restorasi gambut. Kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead pun telah menyampaikan program kegiatannya ini.
"Karena awal tahun ini, kami mengajak dai dari desa yang ada gambut, dibantu dari MUI, membuat beberapa program. Pak presiden menyampaikan itu sangat bagus, beliau juga saran nanti dainya juga selain ceramah ada juga kegiatan bareng masyarakat," ujar Nazir di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (13/7) kemarin.
Upaya restorasi gambut dengan melibatkan tokoh agama saat ini baru dilakukan di Kalimantan. Selanjutnya, kata dia, BRG akan mengajak para dai di Sumatra untuk melakukan kegiatan dan sosialisasi restorasi lahan gambut.
"Sekarang dai nya baru ada di Kalimantan. Mungkin nanti dai yang ada di Sumatra," kata dia.
Lebih lanjut, Nazir juga melaporkan upaya-upaya BRG dalam melibatkan masyarakat untuk mengelola lahan gambut dengan konsep budidaya. Sejumlah proyek pengelolaan lahan gambut pun disebutnya telah dilakukan, salah satunya dengan melibatkan litbang pertanian dan lingkungan hidup serta universitas.
"Jadi masyarakat yang mendapatkan manfaat jadi banyak, karena banyak lahan gambut yang terbengkalai dan tidak dimanfaatkan," kata dia.
Ia menyebut, pengelolan lahan gambut ini memiliki potensi ekonomi. Misalnya saja di Kabupaten Pulang Pisau yang memiliki lahan gambut seluas 100 ribu hektare. Bahkan diperkirakan lahan gambut yang ada di daerah tersebut mencapai sekitar 400 ribu hektare. Sebagian dari lahan tersebut pun telah dimanfaatkan.
"Jadi memang harus menggarap bisnis modelnya dan harus mencari financial communitynya, mana yang tertarik, sudah ada beberapa yang tertarik, dan itu bisa di uji coba," kata Nazir.