REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penyelam Inggris dalam penyelamatan 12 murid dari gua banjir di Thailand mengatakan mereka bukan pahlawan, tetapi hanya senang keterampilan khusus mereka bisa membantu.
Semua 12 murid laki-laki dan pelatih sepak bola mereka, yang berusia 25 tahun, dibawa ke tempat aman dalam penyelamatan tiga hari oleh SEAL angkatan laut Thailand dan kelompok antarbangsa ahli menyelam dan gua, termasuk 11 dari Inggris, yang berakhir pada Selasa.
"Apakah kami pahlawan? Bukan," kata Rick Stanton, salah satu dari dua penyelam Inggris, yang menemukan anak-anak itu, Jumat (13/7).
"Kami hanya menggunakan keterampilan sangat unik, yang biasanya kami gunakan untuk kepentingan kami dan kadang-kadang kami dapat menggunakannya untuk memberikan sesuatu kembali ke masyarakat," kata Stanton, dari Coventry, Inggris tengah, kepada wartawan di Bandara Heathrow, London.
Anak-anak dan pelatih mereka pergi ke gua Tham Luang di provinsi utara Chiang Rai pada 23 Juni, untuk bertamasya singkat setelah latihan sepak bola, ketika hujan turun hujan menggenangi terowongan. Stanton dan John Volanthen menemukan anak-anak itu pada 2 Juli, berjongkok di atas gundukan berlumpur di sebuah ruang banjir empat kilometer di dalam kompleks itu, sembilan hari setelah mereka masuk.
Foto yang dikeluarkan Tham Luang Rescue Operation Centre, tim pencari berjalan memasuki kompleks gua di mana 12 anak dan pelatih sepak bola mereka hilang selama 10 hari di Mae Sai, Provinsi Chiang Rai, Thailand, 2 Juli 2018.
"Itu adalah bantuan yang besar. Awalnya kami tidak yakin mereka semua masih hidup dan ketika mereka turun saya menghitung mereka sampai saya mencapai angka 13. Yang bisa kami pikirkan adalah bagaimana kami akan mengeluarkan mereka, jadi ada rasa lega disertai dengan ketidakpastian," kata Stanton.
"Ini benar-benar wilayah yang belum terpetakan, belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada yang seperti ini yang pernah dilakukan sebelumnya, jadi tentu saja ada keraguan, tetapi saya tahu kami memiliki tim yang bagus," tambahnya.
Anak-anak lelaki, yang berusia 11 hingga 16 tahun, harus menyelam untuk sebagian dari perjalanan mereka sebelum mereka dibawa dengan pengusung dari semacam plastik dan dibawa, kadang-kadang melalui terowongan yang curam dan berbatu, dengan tali yang tergantung di atas kepala.
"Kondisi penyelaman sangat menantang. Kami senang dengan hasil yang sukses," kata penyelam gua Chris Jewell.
Ketua British Rescue Council Peter Dennis mengatakan operasi itu merupakan salah satu penyelamatan gua paling luar biasa yang pernah dilihatnya. Dia memberi penghormatan kepada Saman Poonan, mantan penyelam angkatan laut Thailand, yang meninggal dalam upaya tersebut.
"Kita harus mengingat tragedi Saman," kata Dennis.