REPUBLIKA.CO.ID, KOTAWARINGIN TIMUR -- Buaya di Sungai Mentaya, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali menerkam warga Desa Bapinang, Kecamatan Pulau Hanaut, saat ia beraktivitas di sungai.
"Korban sudah diberikan pertolongan medis. Kami sudah dan terus mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai," kata Camat Pulau Hanaut, H Eddy Mashami di Sampit, Sabtu (14/7).
Kali ini yang menjadi korban keganasan buaya muara itu adalah Tasman (45 tahun). Kejadiannya sekitar pukul 05.30 WIB di pinggir sungai di dekat rumah korban.
Saat kejadian, korban bermaksud mencuci muka dan menggosok gigi. Saat itu kondisi sungai sedang pasang dan hari belum terlalu terang.
Korban diduga tidak menyadari kemunculan buaya di sekitar ranting tempat dia beraktivitas. Tanpa diduga, muncul buaya cukup besar dan langsung menerkam kaki kanannya.
Korban berusaha sekuat tenaga melawan dan melepaskan diri dari gigitan buaya. "Untungnya usaha itu berhasil dan buaya melepaskan gigitannya."
Korban kemudian berteriak meminta tolong kepada anak dan istrinya. Akibat kejadian itu, korban menderita luka di sekitar tumit dan lutut kanan. Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Bapingan untuk diberi pengobatan.
"Buaya memang sering muncul. Makanya kami mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada," kata Eddy.
Kejadian itu merupakan ketigakalinya buaya menerkam warga sepanjang 2018 ini. Sebelumnya dua warga Desa Ganepo Kecamatan Seranau diterkam buaya saat mereka beraktivitas di sungai pada lokasi dan waktu berbeda.
Bupati H Supian Hadi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat mereka beraktivitas di sungai. Masalah tersebut cukup sulit ditangani karena buaya hidup secara liar di sungai.
"Saya meminta camat dan kepala desa agar mengimbau masyarakat dan melakukan berbagai langkah pencegahan. Pemerintah daerah juga berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini," kata Supian.
Populasi buaya di Sungai Mentaya diperkirakan cukup banyak, khususnya di sekitar Pulau Lepeh, sebuah pulau yang terletak di tengah sungai. Buaya mengincar kawasan permukiman diduga karena habitatnya rusak sehingga makin sulit mendapatkan makanan.
Setiap tahun kasus terkaman buaya selalu terjadi. Bahkan ada beberapa korban yang jenazahnya tidak ditemukan hingga sekarang.