REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Nusa Tenggara Barat (NTB) Husnanindiaty Nurdin mengatakan Lalu Muhammad Zohri sebenarnya bercita-cita menjadi pemain sepak bola. Perempuan yang akrab disapa Eni mengutarakan hal itu berdasarkan penuturan guru olahraga SMP 1 Pemenang, Rosida, sebagai orang yang menemukan bakat Zohri.
Zohri bersekolah di SMP 1 Pemenang sebelum melanjutkan pendidikannya di SMA 2 Mataram. Sebagai guru olah raga, Rosida melihat Zohri memiliki potensi besar di cabang olahraga atletik karena memiliki teknik lari yang baik dan tubuh atletis.
Namun, Zohri tidak berminat untuk menjadi pelari. Sebab, sepak bola menjadi satu-satunya olah raga yang disukai oleh Zohri.
"Dia (Rosida) cerita ke saya, Zohri awalnya enggak mau (jadi atlet lari), dia maunya jadi pemain sepak bola, enggak sebentar dia bujuk Zohri sampai akhirnya mau latihan lari," kata perempuan yang akrab disapa Eni kepada Republika, Jumat (13/7) malam.
Baca Juga: Rosida, Perempuan di Balik Kesuksesan Lalu Zohri
Selanjutnya, ia menerangkan bakat Zohri sebagai pelari ditemukan oleh pencari bakat saat mengikuti ajang perlombaan di tingkat provinsi pada 2015. Setahun berselang, Zohri lulus tes dan diterima sebagai pelajar yang dibina di Pemusatan Pendidikan Latihan dan Pelajar (PPLP) NTB.
Bahkan, Zohri masih terdaftar di PPLP sampai sekarang. “Enggak mungkin kami melepaskan tanggung jawab karena dia masih sekolah, tanggung jawab saya memastikan dia sampai tamat dan dapat ijazah, baru kita pikirkan yang lain," ujar dia.
Eni menilai, Zohri merupakan anak yang santun dan tidak neko-neko. Saat hendak bertanding, Zohri selalu menghubunginya untuk meminta doa.
"Komunikasinya sering, saya menjaga dia untuk tidak berubah, Zohri kamu sudah shalat belum, jangan sombong. Dari awal, saya bilang kamu jangan sampai berhenti sekolah karena tanggung jawab kamu di sini harus selesaikan," kata dia.
Eni menjelaskan, PPLP NTB juga menyediakan guru mengaji dan psikolog untuk kebutuhan spiritual para atlet. Kegiatan shalat berjamaah juga menjadi hal rutin yang terus dilakukan kepada para atlet saat berada di asrama PPLP NTB.
Pemusatan Latihan Pelajar
Eni bersyukur, prestasi Zohri membuka mata banyak pihak untuk ikut membantu kehidupannya. Menurut Eni, selain kehidupan ekonomi yang membelit Zohri, perhatian khusus juga perlu diarahkan kepada kondisi PPLP NTB yang melahirkan cukup banyak atlet-atlet berprestasi.
Selama ini, kata Eni, PPLP NTB dibiayai dari pemerintah pusat. Pemerintah Daerah juga memberikan dukungan sesuai kemampuan yang ada.
"Sejak saya di dispora, saya mau anak-anak dilindungi BPJS, saya datangi Pak Gubernur (NTB), alhamdulilah Pak Gubernur juga mendukung, malah dapat sekarang kami tambah untuk beli seragam, dan tambahan vitamin," ucap Eni.
Dia mengaku sudah mengirim proposal ke Menteri Pemuda dan Olahraga untuk perbaikan kondisi PPLP. Namun, ia mengatakan, masih menunggu respons dari pusat.
"Mohon agar tempat anak-anak dibuat yang layak di samping tempat berlatih, karena setelah saya bandingkan dengan daerah lain saya sedih, biar ada perhatian pemerintah pusat," kata Eni.
Baca Juga: Rumah Lalu Muhammad Zohri Mulai Dibongkar
Eni menjelaskan, PPLP NTB menampung 52 atlet yang terdiri atas sejumlah cabang olahraga seperti atletik, taekwondo, pencak silat, voli pantai, dan voli indoor. Untuk cabor atletik sendiri, terdapat 20 atlet, dengan rincian 10 atlet untuk sprinter dan 10 atlet lainnya untuk kategori lari jarak menengah, jarak jauh, dan tolak peluru.
"Sudah waktunya PPLP (NTB) dibenahi karena kami ingin PPLP (NTB) menjadi lumbung atlet, dari PPLP (NTB) menuju dunia," kata Eni.