Ahad 15 Jul 2018 16:33 WIB

Jika Prabowo Sudah Punya Cawapres, Demokrat Enggan Gabung

PKS menilai rumit jika Demokrat meminta jatah cawapres.

Rep: Farah Nabila/ Red: Muhammad Hafil
Doa Bersama Pilkada. Komdan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memberikan sambutan sebelum doa bersama jelang Pilkada serentak di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Selasa (26/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Doa Bersama Pilkada. Komdan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memberikan sambutan sebelum doa bersama jelang Pilkada serentak di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Selasa (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan merasa pesimistis bisa bergabung dalam koalisi Gerindra, PKS, dan PAN, bila ketiga partai tersebut telah memiliki nama untuk diusung menjadi cawapres. Sebab, pihaknya telah mengajukan nama yakni Komandan Satuan Tugas Bersama pemenangan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019 Partai Demokrat,  Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres.

“Ya, kami berterima kasih atas undangan untuk bergabung dengan koalisi itu. Namun Kami juga sedang mengevaluasi. Kan pertanyaannya kembali cawapresnya siapa di sana? Kalau cawapresnya sudah ditentukan, agak susah kita ke sana,” ungkap Syarif saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (15/7).

Namun dia mengatakan dirinya masih intensif melakukan komunikasi dengan Partai Gerindra dan PAN. Hal itu guna mencapai kesepakatan bersama untuk penunjukkan cawapres yang akan mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.

“Komunikasi kita dengan Gerindra masih jalan terus. Dengan PAN memang jalan terus. Kalau cawapresnya belum ditentukan, ya  kita masih bisa duduk bersama-sama, gitu,” ujarnya.

Sebab menurutnya, sosok cawapres juga akan mempengaruhi elektabilitas pasangan calon. Sosok cawapres, kata dia, juga akan menentukan kemenangan paslon ketika beradu nantinya. Oleh sebab itu, dia pun sepakat bila penunjukkannya harus dilakukan diskusi-diskusi dan pembicaraan yang matang.

Namun, dia tak memungkiri, bila nantinya tak ada kecocokan dalam kesepakatan yang telah diraih oleh masing-masing petinggi partai, Demokrat juga akan berpaling dari koalisi Gerindra, PKS, dan PAN.

“Tentunya kita akan memilih, koalisi mana yang akan kita pilih. Kalau kita chemistrynya dan visinya sama, ya tentu tidak menutup kemungkinan kita bisa bersama. Tapi juga tidak menutup kemungkinan, untuk bergabung dengan yang lain,” ungkapnya.

Dia juga tak menampik, pekan depan masing-masing Ketua Umum, baik Gerindra dan Demokrat akan melakukan pertemuan. Dari pertemuan itu, dia berharap kesepakatan yang baik bisa dihasilkan dari pembicaraan antara Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nanti.

Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman, mengatakan situasi akan semakin rumit jika Partai Demokrat meminta posisi cawapres untuk koalisi Pilpres 2019. Karena itu, koalisi PKS, Gerindra dan PAN sepakat untuk menawarkan posisi menteri.

"Kalau Partai Demokrat minta cawapres lagi, akan semakin rumit. Tadi kami sepakat bahwa akan menawarkan portofolio, dalam hal ini kabinet," ujar Sohibul di Kantor DPP PKS, Sabtu (14/7).

Dia melanjutkan, dalam waktu dekat, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, akan bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, SBY. Kesepakatan antara Gerindra, PKS dan PAN menurutnya bisa disampaikan saat pertemuan itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement