REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli, berpendapat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mampu menangkis serangan terhadap Joko Widodo. Dengan merangkul Cak Imin, kekuatan dukungan Jokowi akan semakin kuat dan besar.
Lili mengatakan, Cak Imin memang telah berjuang mati-matian mendukung Jokowi sejak awal. Karena itu, Cak Imin pun mampu memberikan counter terhadap serangan sebagian umat Islam kepada Jokowi.
Lili mengatakan Cak Imin bisa menjembatani dan menghapus citra negatif bahwa Jokowi anti-Islam. “Selama ini dianggap bahwa Pak Jokowi itu tidak dekat dengan Islam, anti-Islam," kata Lili menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan Cak Imin sebagai salah satu kandidat cawapresnya pada Pilpres 2019 di Jakarta, Ahad (15/7).
Lili mengatakan, Cak Imin memiliki basis massa Nahdlatul Ulama (NU) yang besar. Jika meninggalkan Jokowi maka koalisi pemerintah kehilangan dukungan dari umat Islam.
"Jika tak rangkul akan kehilangan basis dukungan dari umat Islam. NU kan basis yang besar di banding kekuatan-kekuatan Islam yang lain," ujarnya.
Lili melihat langkah Jokowi mamasukkan nama Cak Imin ke kantongnya merupakan sesuatu yang wajar dan logis. sebab, Cak Imin adalah pemimpin partai berbasis Islam pertama yang terus mendukung Jokowi sejak Pilpres 2014 lalu.
"Jadi logis Pak Jokowi memasukkan Cak Imin ke kantongnya. Bahkan, kalau meninggalkan itu sesuatu yang tidak logis," ucapnya.
Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menyebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar atau Cak Imin termasuk dalam pilihan sebagai calon wakil presiden. "Saya harus ngomong apa adanya, salah satu nama itu adalah Pak Muhaimin Iskandar," kata Presiden seusai meninjau arena olahraga dayung bersama Cak Imin, di Jakabaring Sport City, Sabtu (14/7).
Presiden menjelaskan bahwa dirinya masih menimbang salah satu dari lima tokoh yang akan mendampinginya sebagai wakil presiden pada Pilpres 2019.