REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan berbagai tantangan besar Indonesia yang harus dihadapi ke depannya. Yakni di antaranya ancaman radikalisme, intoleransi, dan juga korupsi.
Selain itu, Indonesia juga masih harus menyelesaikan masalah kemiskinan dan kesenjangan masyarakat. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan kuliah umum Akademi Bela Negara Partai Nasdem di Pancoran, Jakarta, Senin (16/7).
"Di dalam negeri, radikalisme, itu tantangan besar kita, intoleransi, tantangan besar kita ke depan. Terorisme, tantangan kita ke depan. Korupsi, saat ini ataupun ke depan, kemiskinan, kesenjangan, yang harus kita hadapi," kata Jokowi.
Karena itu, ia meminta generasi muda saat ini bersiap diri menghadapi berbagai tantangan Indonesia ke depannya. Sebab, lanjut dia, sebagai negara besar, Indonesia pasti memiliki tantangan yang besar.
Tantangan yang dihadapi lainnya yakni ancaman perang dagang antarnegara serta revolusi industri 4.0. Menurut dia, generasi muda harus mengenal perkembangan teknologi saat ini seperti artificial intelligent, internet of things, big data dan lain-lain.
Lebih lanjut, Presiden juga mendorong agar masyarakat Indonesia lebih produktif. Sehingga dapat memiliki etos kerja yang baik dan semangat juang hidup yang tinggi. "Menghadapi cobaan tidak ragu, jangan sampai kita pesimistis, gampang ragu, gampang takut menghadapi cobaan dan ujian," ujarnya.
Ia pun kemudian meminta agar generasi muda meningkatkan disiplin nasional. Jokowi mencontohkan agar setiap kegiatan yang diagendakan dimulai tepat pada waktunya. Mantan Gubernur DKI Jakarta itupun meyakini, apabila disiplin nasional dan etos kerja serta produktivitas dapat ditingkatkan, maka Indonesia bisa benar-benar masuk dalam daftar empat negara ekonomi terkuat di dunia sesuai dengan prediksi Bank Dunia, McKenzie, dan juga Bappenas.
"Tapi memang banyak harus kita ubah," katanya.
Jokowi mengingatkan, jika masyarakat Indonesia tak mengubah rutinitasnya yang monoton dan maka akan tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Thailand. "Jangan sampai kita ditinggal Laos dan Kamboja," ucap Jokowi.