REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Masyarakat yang tinggal di Bukittinggi, termasuk wilayah sekitarnya seperti Padang Panjang, dikejutkan dengan gempa bumi yang guncangannya cukup terasa pada Selasa (17/7) pukul 07.02 WIB. Analisis Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang menyebutkan gempa dengan kekuatan Magnitudo 4,0 Skala Richter (SR) berpusat di titik delapan kilometer (km) sebelah utara Kota Bukittinggi dengan kedalaman tujuh km.
Plt Kasgeof Stasiun BMKG Padang Panjang Fajar Dwi Prasetyo menyebutkan, kedalaman hiposenter yang dangkal mencirikan sebagai aktivitas Sesar Sumatra, khususnya segmen Sianok. Segmen Sianok memanjang dari sisi timur Danau Singkarak melewati sisi Barat Daya Gunung Marapi hingga Ngarai Sianok, sepanjang 90 km. Gempa terbesar yang terjadi pada segmen ini pernah tercatat pada tanggal 4 agustus 1926 sebesar 6,8 SR, dengan pusat hancuran antara Bukittinggi dan Danau Singkarak.
Data terbaru mencatat juga pada 6 Maret 2007 terjadi dua kali gempabumi dengan magnitudo 6,4 SR dan 6,3 SR yang mengakibatkan kerusakan di Batusangkar, Padang Panjang, dan Solok. Fajar menambahkan, Segmen Sianok mempunyai kecepatan pergeseran 23 milimeter per tahun dengan tipe pergeseran strike-slip (mendatar).
"Sehubungan dengan kejadian dua gempa bumi, masyarakat khususnya di sekitar Bukittinggi diimbau agar tetap tenang dan selalu meningkatkan kewaspadaan bahwa gempabumi setiap saat dapat terjadi," ujar Fajar, Selasa (17/7).
Gempa bumi yang terjadi pagi tadi memang dirasakan cukup kuat oleh masyarakat Bukittinggi. Warga yang berada di bangunan berhamburan keluar. Meski begitu, tidak ada kepanikan berlebihan yang terjadi.