REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) mendapat sejumlah kritikan terkait pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kecaman datang lantaran Trump membela sanggahan Putin terkait campur tangan Rusia dalam pemilu presiden 2016 lalu.
"Trump seharusnya melihat jika Rusia bukanlah kawan kami," kata Juru Bicara Kongres dari partai Republik Paul Ryan seperti diwartakan BBC, Selasa (17/7).
(Baca: Putin Sebut Trump Lebih Banyak Bicara Soal Israel)
Menurut Ryan, tidak ada kesetaraan moral antara AS dan Rusia. Dia menambahkan, Moskow tetap memusuhi nilai-nilai dan cita-cita paling dasar AS. Dia melanjutkan, sudah tidak diragukan lagi jika Rusia telah ikut campur dalam pemilihan 2016.
Senator partai Republik lainya John McCain juga mengemukakan pendapat serupa. Dia bahkan mengatakan, sikap yang ditunjukan Trump usai pertemuan tersebut sangat memalukan.
"Tidak ada presiden sebelumnya yang pernah terlihat condong ke arah seorang tiran," tegas McCain.
(Baca: AS Ajukan 5 Gugatan ke WTO)
Kecaman juga dilontarkan mantan Direktur CIA John Brennan. Dia mengatakan, sikap yang ditunjukan Presiden Donald Trump dalam konferensi pers layaknya sebuah penghianatan. Dia menilai, Trump telah mengeluarkan pernyataan yang bodoh dan sepenuhnya patuh kepada Putin.
Wakil Presiden AS Mike Pence membela dan memuji pernyataan yang dilontarkan Donald Trump. Dia mengatakan, perselisihan pandangan di dalam negeri dapat didiskusikan lebih lanjut.
Namun, dia melanjutkan, apa yang dunia lihat adalah Presiden Trump selalu mengutamakan kesejahteraan dan keamanan AS. Kedua kepala negara diketahui melakukan pertemuan sekitar dua jam sebelum pada akhirnya melakukan konferensi pers.
Dalam kesempatan itu, Trump mendukung pernyataan Putin yang mengaku tidak melakukan interfensi apapun terkaiu pilpres dua tahun lalu yang dimenangkan oleh Trump. "Presiden Putin bilang itu bukan Rusia dan saya tidak melihat alasan mereka melakukan hal itu," kata Trump saat konferensi pers.
Pesiden Rusia Vladimir Putin mengaku siap membantu AS guna menyelidiki dugaan interfensi pemilu presiden tersebut. Dia mengaku dapat mempertemukan penyidik AS dengan pejabat yang diduga menginterfensi pemilu.
Namun sebagai gantinya, Rusia meminta AS untuk memperbolehkan akses serupa berkaitan degnan dugaan tindakan kriminal oleh orang-orang di AS. Putin mengatakan, menjadi sebuah hal yang konyol bagi orang-orang di Rusia untuk mempengaruhi hasil pemilu AS. Menurutnya, hubungan AS-Rusia tidak seharusnya terganggu dengan permasalahan dalam negeri Paman Sam.