Selasa 17 Jul 2018 16:41 WIB

Laba BTPN Tumbuh 17 Persen pada Semester I

Laba bersih BTPN Rp 1,09 triliun.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
 Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)
Foto: Antara
Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencetak pertumbuhan laba bersih sebesar 17 persen pada semester I 2018. Kenaikan laba bersih tersebut bersumber dari penurunan biaya dana dan biaya operasional dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Laba bersih BTPN (net profit after tax/NPAT) tumbuh 17 persen dari Rp 935 miliar pada Semester I-2017 menjadi Rp 1,09 triliun pada Semester I-2018. Pada periode yang sama, penyaluran kredit hanya tumbuh 2 persen dari Rp 66,3 triliun menjadi Rp 67,8 triliun. Nilai aset tumbuh 3 persen menjadi Rp 99,9 triliun.

Direktur Utama BTPN, Jerry Ng, mengatakan, meski lebih efisien, bukan berarti kualitas pelayanan BTPN menjadi turun. Dia mengakui, BTPN lebih efisien berkat transformasi dan inovasi teknologi digital yang dikembangkan sejak 2015. "Dengan mengoptimalkan platform teknologi dan terus berinovasi, kami optimistis akan semakin kompetitif di industri ini," kata Jerry Ng melalui siaran pers, Selasa (17/7).

Jerry menambahkan, inovasi yang diwujudkan melalui produk-produk baru berbasis digital dan investasi untuk membangun platform BTPN Wow! dan Jenius telah mulai memberikan hasil. Hingga akhir Juni 2018, BTPN Wow! telah memiliki 5,24 juta nasabah yang dilayani oleh lebih dari 213 ribu agen. Sementara jumlah pengguna Jenius telah mencapai lebih dari 700 ribu nasabah.

Dia menyebutkan, transformasi dan inovasi digital berhasil menurunkan biaya operasional sebesar 12 persen (year on year/yoy), dari Rp 2,73 triliun pada Juni 2017 menjadi Rp2,40 triliun pada Juni 2018. Hal itu berdampak pada rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio/CIR) yang mencatatkan penurunan dari 63 persen menjadi 54 persen pada periode yang sama.

Menurut Jerry, penyaluran kredit tetap diimbangi dengan prinsip kehati-hatian. Hal itu tecermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 1,13 persen. Sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 24,1 persen.

Ke depan, BTPN tetap berinvestasi untuk pengembangan digital. Selama Semester I-2018, BTPN telah mengalokasikan investasi baru untuk Jenius dan BTPN Wow! sebesar Rp 306 miliar.

Sementara total pendanaan (funding) meningkat 2 persen dari Rp 78,5 triliun pada akhir Juni 2017 menjadi Rp 80,3 triliun pada akhir Juni 2018. Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) meningkat 4 persen dari Rp 69,4 triliun menjadi Rp 72 triliun. Sedangkan pinjaman pihak lain turun 7 persen dari Rp 9,03 triliun menjadi Rp 8,35 triliun. Rasio likuiditas (loan to funding ratio/LFR) berada di level yang aman sebesar 84 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement