REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Peneliti Australia mengujicobakan obat baru yang ditujukan untuk mengatasi kecanduan narkoba. Uji coba ini disebut-sebut sebagai yang pertama kalinya di dunia.
Obat bernama N-acetyl cysteine (NAC) tersebut digambarkan sebagai "generasi baru" obat-obatan untuk mengobati kecanduan narkoba. Peneliti dari Curtin University Profesor Rebecca McKetin mengatakan NAC merupakan senyawa yang dapat mengubah kimia otak yang terkait dengan kecanduan.
"NAC dapat mengurangi keinginan mengonsumsi methamphetamine atau narkoba lainnya termasuk tembakau, kokain dan ganja," katanya.
"Yang belum kami ketahui yaitu apakah ini dapat mengurangi tingkat penggunaan narkoba pada pengguna aktif. Itulah tujuan percobaan kami ini," katanya.
Bahan kimiawi yang menyebabkan kecanduan dikenal sebagai glutamat. "Sistem otak itu berubah. Mereka beradaptasi dengan narkoba dan sistem glutamat menjadi tidak seimbang," kata Prof McKetin.
"N-acetyl cysteine adalah obat yang bisa mengembalikan keseimbangan sistem otak tersebut. Banyak obat yang kita uji coba sebelumnya berupa obat pengganti. Kita memberikan obat yang sangat mirip dengan dosis lebih ringan kepada pengguna untuk menghindari kecanduan," katanya.
"Kita juga memiliki obat-obatan yang menghalangi aksi heroin, misalnya naltrexone. Yang kami sasar (dengan penelitian ini) yaitu perubahan otak yang terjadi akibat perilaku adiktif," kata Prof McKetin.
Harapan bagi pecandu narkoba
Kay Wilson memiliki anak berusia 42 tahun yang bersama pacarnya (berusia 40 tahun) akan ikut ambil bagian dalam uji coba itu. Pasangan asal negara bagian New South Wales ini mengalami kecanduan sabu-sabu sejak satu dekade lalu.
"Mereka akan melakukan apapun demi menghentikan kecanduan, setidaknya bisa jalani kehidupan normal," kata Kay Wilson.
Dia mengatakan telah berusaha mengatasi ketergantungan anaknya itu pada narkoba selama ini. "Saya bahkan sampai berpikir, saya berharap dia mati saja. Karena saya tidak tahan lagi," ujarnya.
"Kami sudah pensiun. Saya tidak akan pernah tenang sampai dia membaik," ujarnya.
Setelah menghabiskan puluhan ribu dolar untuk rehabilitasi tetapi selalu gagal, Kay Wilson berharap ujicoba ini akan efektif.
Tidak menyelesaikan semua masalah
Prof McKetin mengatakan meski NAC bisa sangat berarti bagi pecandu, namun obat ini tidak dimaksudkan mengatasi semua permasalahan terkait penggunaan metamfetamin.
"Kita membutuhkan obat untuk membantu mengurangi penggunaan sabu-sabu. Kita punya pilihan pengobatan lainnya yang tersedia dan akan selalu dibutuhkan," katanya.
"Obat ini tidak akan menyelesaikan semua permasalahan berkaitan dengan metamfetamin," ujarnya.
National Drug Research Institute melakukan uji coba tersebut di Kota Melbourne, Geelong dan Wollongong, bekerja sama dengan berbagai universitas. Sekitar 180 pecandu yang ingin mengatasi penggunaan metamfetamin akan dilibatkan, dengan diberikan obat NAC selama 12 minggu.
Diterbitkan oleh Farid M Ibrahim dari artikel ABC Australia.