Rabu 18 Jul 2018 19:57 WIB

Penetrasi Asuransi di Kota Bandung Masih Rendah

Polusi di kota besar pun menjadi penyebab maraknya penyakit kritis.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Chief Training & Recruitment Officer Zurich Topas Life, Arnold Lihawa, menyebutkan, penetrasi asuransi di wilayah Bandung masih terbilang rendah yakni sekitar 2-3 persen.
Foto: Arie Lukihardianti
Chief Training & Recruitment Officer Zurich Topas Life, Arnold Lihawa, menyebutkan, penetrasi asuransi di wilayah Bandung masih terbilang rendah yakni sekitar 2-3 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Potensi bisnis asuransi di Kota Bandung masih tinggi. Menurut Chief Training & Recruitment Officer Zurich Topas Life, Arnold Lihawa, penetrasi asuransi di wilayah Bandung masih terbilang rendah yakni sekitar 2-3 persen. 

"Ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan bagi praktisi industri asuransi,” ujar Arnold kepada wartawan, Rabu (18/7).

Arnold menilai, masih kecilnya penetrasi bisnis asuransi di Kota Bandung bisa membawa banyak peluang bagi industri asuransi di Bandung. Apalagi, Bandung sebagai salah satu pusat terpenting untuk kegiatan ekonomi dan sosial di Indonesia. 

"Saat ini sekitar 10 perse  dari jumlah premi tahunan Zurich di Indonesia merupakan kontribusi dari wilayah Jabar setiap tahunnya," katanya. 

Dari sisi jalur distribusi, kata dia, agen Zurich masih mendominasi, dengan lebih dari 422 tenaga agen pemasar yang terpusat pada 1 kantor pemasaran mandiri. “Bagi kami agen bukan semata memasarkan produk, namun berperan penting dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perlindungan asuransi,” kata Arnold. 

Menurut Arnold, asuransinya membidik Kota Bandung karena saat ini banyak generasi usia produktif di wilayah ini. Ke depan, kebutuhan asuransi di generasi muda akan semakin tinggi seiring tuntutan lingkungan dan gaya hidup yang lebih dinamis. Sehingga, kaum produktif Indonesia termasuk generasi muda harus lebih siap hadapi risiko penyakit kritis.

"Survei kami, lebih dari 50 persen generasi usia produktif mengaku telah peduli pada proteksi kesehatan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, PT Zurich Topas Life, secara resmi meluncurkan Zurich Principle Care, asuransi penyakit kritis dengan manfaat lengkap, yang menjawab kebutuhan keluarga muda Indonesia saat ini. Kehadiran produk ini sejalan dengan komitmen Zurich dalam menghadirkan solusi perlindungan yang mudah, inovatif dan fokus memberikan nasabah solusi di setiap fase kehidupannya. 

“Melalui inovasi Zurich Principle Care, Zurich ingin membantu kaum dan keluarga muda Indonesia agar lebih siap dalam menghadapi risiko penyakit kritis," katanya. 

 

Menurut Arnold, dengan mengambil alih risiko beban finansial dari penyakit kritis sejak dini, maka kaum muda dapat fokus untuk berkarya dan mengejar passion-nya. Seiring dengan perubahan tuntutan hidup di era modern, kebutuhan proteksi pun berkembang dan kesadaran kaum muda Indonesia dalam merencanakan perlindungan untuk keluarga semakin tinggi. 

Sementara menurut dokter berprestasi sekaligus aktris, Lula Kamal yang turut hadir dalam acara peluncuran Zurich Principle Care, di Indonesia sendiri, terdapat tiga penyakit kritis tertinggi yang menyebabkan kematian, yaitu penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes. Saat ini penyakit kritis tidak terbatas pada mereka yang berusia tua. Generasi produktif di daerah urban dan sub – urban turut memiliki potensi lebih tinggi akan penyakit kritis karena stress level dan gaya hidup. 

"Bahkan polusi di kota besar pun menjadi penyebab maraknya penyakit kritis,” kata Lula Kamal.

Selain risiko kematian yang tinggi, kata dia, penyakit kritis juga dikenal memiliki biaya medis yang tinggi, sebagai contoh biaya perawatan penyakit kanker tiap bulannya bisa mencapai Rp 100 juta.

Kementerian Kesehatan di 2016 pun mengklaim bahwa penyakit kritis telah menyerap anggaran tinggi sekitar Rp 1,69 triliun atau 29,67 persen dari total anggaran nasional. Hal ini mencerminkan bagaimana beban finansial dari penyakit kritis dapat memengaruhi kesejahteraan finansial seseorang. 

Lebih lanjut Arnold mengatakan, melalui kehadiran Zurich Principle Care, selain membantu melindungi ekosistem finansial bagi kaum usia produktif, juga bertujuan untuk mendukung dan membantu pemerintah dalam mengupayakan perlindungan penyakit kritis bagi masyarakat, "Sehingga dapat fokus mencapai produktivitas maksimal,” kata Arnold. 

Zurich Principle Care, kata dia, memberikan perlindungan terhadap seluruh jenis penyakit kritis, termasuk stroke, jantung, kanker, gagal ginjal, sirosis hepatitis, haemofilia, leukimia, dan thalesemia. Produk inovasi ini juga, memberikan manfaat klaim maksimal sampai tiga kali, klaim penyakit kanker lanjutan, manfaat angioplasti, layanan opini medis kedua, serta manfaat meninggal dunia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement