Kamis 19 Jul 2018 10:00 WIB

Sampah di Jawa Barat Didominasi Sisa Makanan

Selain sisa makanan, sampah plastik paling banyak dihasilkan Jawa Barat.

Red: Nur Aini
Truk pengangkut sampah (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Truk pengangkut sampah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penjabat Gubernur Jawa Barat M Iriawan mengatakan sampah di Provinsi Jawa Barat didominasi oleh sisa makanan dan jenis plastik merupakan terbesar kedua setelahnya.

"Khusus Jabar, berdasarkan sistem informasi yang ada, paling tinggi adalah sampah sisa makanan 48,77 persen, nomor dua plastik 13,sekian persen. Sisanya 'kahandap aya' (sisanya ke bawah ada) kayu, tekstil, logam, karet, kulit, dan sebagainya," kata Iriawan dalam siaran persnya, Kamis (19/7).

Iriawan berharap Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni menjadi momen perbaikan diri untuk lebih sadar dan bijak dalam menggunakan plastik. Selain itu, Iriawan sempat mengingatkan masyarakat agar kembali beralih menggunakan tas belanja seperti zaman generasi-generasi sebelumnya.

"Harapan saya semoga ini menjadi momen untuk introspeksi menggunakan plastik menjadi lebih bijak lagi," ujar Iriawan.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap 5 Juni, guna meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi. Tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI mengambil tema "Kendalikan Sampah Plastik" dan tema ini selaras dengan tema World Environment Day 2018 yang dikeluarkan oleh United Nation Environment Programme (UNEP), yaitu "Beat Plastic Pollution". Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Halaman Depan Gedung Sate Bandung, kemarin.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nana Nasuha Djuhri menyatakan bahwa polusi plastik saat ini telah menjadi ancaman, terutama pada ekosistem laut. Namun kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik masih rendah, bahkan kebiasaan membuang sampah ke tempatnya pun belum membudaya.

"Plastik yang kita buang akan berakhir di lautan, dan membunuh jutaan burung laut dan ratusan ribu mamalia laut setiap tahunnya," kata Nana.

"Kesadaran masyarakat tentang pengurangan penggunaan plastik masih rendah. Belum lagi masih rendahnya kesadaran membuang sampah di tempatnya. Intinya semua itu membutuhkan kesadaran dari semua pihak untuk berbenah," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement