REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia menahan tujuh orang atas dugaan terkait terosisme. Inspektur Jenderal Polisi Mohamad Fuzi Harun mengatakan tujuh orang itu terdiri dari empat orang Malaysia dan tiga pria Indonesia. Mereka ditangkap antara 12 dan 17 Juli.
Salah satu orang Indonesia yang ditangkap diduga telah berjanji setia dan menerima pelatihan militer dari Negara Islam Indonesia (NII). Polisi yakin pria berusia 26 tahun itu, yang menikah dengan seorang wanita Malaysia, juga berencana membawa istri dan anak-anak tirinya ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Seorang tersangka lain asal Indonesia diduga terkait dengan seorang anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terlibat dalam pembunuhan 10 Mei terhadap seorang perwira polisi Indonesia di markas polisi di Jawa Barat. Adapun warga Indonesia ketiga mengaku sebagai anggota ISIS.
Ia ditahan karena menyimpan sekitar 190 video dan foto kegiatan kelompok militan di telepon genggamnya, dan mengunggah gambar serupa ke akun Facebook pribadinya. Muhammad Fuzi menambahkan identitas warga Malaysia terdiri dari seorang pria pengangguran berusia 34 tahun.
Ia ditangkap di negara bagian Malaysia, Johor, karena diduga mengunggah ancaman pembunuhan di media sosial terhadap Raja Malaysia, Sultan Muhammad V dan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Ia juga mengancam membunuh menteri yang bertanggung jawab atas urusan agama Mujahid Yusof Rawa.
"Polisi yakin ancaman itu dibuat berdasarkan keyakinan bahwa sasarannya adalah pemimpin yang tidak islami, yang memerintah negara itu tidak berdasarkan pada hukum Syariah," kata Muhamad Fuzi.
Seorang teknisi 42 tahun juga ditangkap karena diduga membuat ancaman untuk meluncurkan serangan bom di Malaysia, Indonesia dan Filipina setelah liburan Idul Fitri. Muhammad Fuzi mengatakan para tersangka Malaysia lainnya adalah seorang pria dan seorang wanita berusia 20-an tahun.
Wanita itu diduga mengirim dana kepada seorang militan Malaysia yang dikenal di Suriah. Polisi yakin pria itu telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Malaysia telah menangkap ratusan orang selama beberapa tahun terakhir karena dicurigai terkait dengan kelompok militan. Tetapi Malaysia tidak pernah mengalami serangan besar.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan granat 2016 di sebuah bar di pinggiran Kuala Lumpur, yang melukai delapan orang. Itu adalah serangan pertama di Malaysia.