Kamis 19 Jul 2018 20:01 WIB

Pangan Berformalin Ini Masih Beredar di Pasar Tradisional

TPPT Karawang menemukan tahu dan teri nasi berformalin di beberapa pasar

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tahu kini banyak mengandung formalin (ilustrasi)
Foto: tutor.blogspot.com
Tahu kini banyak mengandung formalin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Tim Pengawasan Pangan Terpadu (TPPT) Kabupaten Karawang, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional. Sidak tersebut, terkait dengan masih banyaknya produk makanan yang menggunakan bahan pengawet dan formalin. Dari hasil sidak itu, tim menemukan ada tiga bahan pangan yang mengandung formalin.

Sekretaris Tim Pengawasan Pangan Terpadu Kabupaten Karawang, Iip Gipari, mengatakan, sidak kali ini dengan tujuan pasar tradisional Lemahabang Wadas di Kecamatan Lemahabang. Tim mengambil 16 sampel bahan pangan. Dari belasan sampel ini, tim menemukan tiga bahan pangan yang mengandung formalin.

"Tiga bahan pangan berformalin itu, yakni tahu warna kuning tanpa merek, tahu warna kuning dengan merek Bandung serta teri nasi," ujar Iip, kepada sejumlah media, Kamis (19/7).

Menurut Iip, masih banyaknya bahan pangan berformalin yang beredar di pasaran, salah satunya disebabkan pengetahuan pedagang yang masih sangat minim. Padahal, bahan pangan berformalin ataupun dengan pewarna sintetis itu sangat membahayakan. Apalagi, jika dikonsumsi secara terus menerus.

Karena itu, dalam sidak kali ini pihaknya juga berupaya untuk mengedukasi para pedagang. Supaya, pengetahuan dan wawasan mereka meningkat. Selain itu, pihaknya juga mendorong supaya pedagang lebih selektif lagi dalam menerima produk makanan untuk dijual ke konsumen.

"Kita juga membuat surat perjanjian dengan pedagang, jika kedepan mereka masih menjual produk berformalin ataupun zat pengawet lainnya maka kita akan mengambil langkah hukum," ujar Iip.

Termasuk produk yang mengandung formalin itu, lanjut Iip, merupakan hasil kiriman produsen dari Karawang dan luar kota. Seperti tahu tanpa merek, ada yang diproduksi dari produsen di Bekasi dan Karawang. Kalau teri nasi, didatangkan dari wilayah Jakarta.

Sementara itu, Wahyuni (47 tahun), salah seorang pedagang tahu, mengatakan, dirinya hanya menjual bahan makanan terbuat dari kedelai tersebut. Tahu itu, didatangkan dari beberapa produsen. Salah satunya dari Bekasi. Jadi, dirinya tidak tahu jika tahu tersebut mengandung formalin

"Sekarang kami sudah dikasih informasi oleh petugas dari pemda. Kedepan, kami berjanji tidak akan menjual tahu berformalin lagi," ujarnya. 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ عَهِدَ اِلَيْنَآ اَلَّا نُؤْمِنَ لِرَسُوْلٍ حَتّٰى يَأْتِيَنَا بِقُرْبَانٍ تَأْكُلُهُ النَّارُ ۗ قُلْ قَدْ جَاۤءَكُمْ رُسُلٌ مِّنْ قَبْلِيْ بِالْبَيِّنٰتِ وَبِالَّذِيْ قُلْتُمْ فَلِمَ قَتَلْتُمُوْهُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
(Yaitu) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kami, agar kami tidak beriman kepada seorang rasul, sebelum dia mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api.” Katakanlah (Muhammad), “Sungguh, beberapa orang rasul sebelumku telah datang kepadamu, (dengan) membawa bukti-bukti yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan, tetapi mengapa kamu membunuhnya jika kamu orang-orang yang benar.”

(QS. Ali 'Imran ayat 183)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement