REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menargetkan sebanyak 2.000 hewan kurban untuk disembelih pada peringatan Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah. Target tersebut naik 300 persen dibanding pencapaian jumlah hewan kurban pada 2017.
"Tahun 2017, kami capai 564 ekor hewan kurban. Nah di tahun ini kami targetkan 2.000 ekor kurban, naik 300 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Ketua Baznas Bambang Sudibyo di Jakarta, Kamis (19/7).
Untuk mencapai target tersebut, pihaknya mencanangkan program Kurban Berdayakan Desa. Bambang mengatakan ide program tersebut yakni ingin mengajak masyarakat kota untuk berkurban di desa.
Tujuan program untuk melayani para pekurban menjalankan ibadah, sekaligus melakukan pemberdayaan ekonomi pedesaan, khususnya para peternak. "Jadi aktivitas kurban bisa memindahkan perputaran ekonomi dan manfaatnya dari kota kepada masyarakat desa," kata Bambang.
Dalam program ini, Baznas akan membeli hewan kurban langsung dari peternak-peternak di desa, tidak melalui pengepul besar di kota. Setelah itu, hewan kurban disembelih dan didistribusikan di desa tersebut untuk dibagikan kepada masyarakat yang kurang mampu.
Ia mengatakan, pada tahun ini, kurban akan dilaksanakan di 39 daerah dengan melibatkan 26 Baznas Provinsi. Sementara penerima daging kurban ditargetkan mencapai 200 ribu orang masyarakat kurang mampu.
Program ini akan melibatkan Balai Ternak BAZNAS yang tersebar di tujuh provinsi, yaitu Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Balai ternak ini adalah adalah program pemberdayaan ekonomi pedesaan dengan memberikan bantuan bibit, kandang dan pendampingan peternakan pada masyarakat.
Bambang menambahkan, masyarakat yang hendak berkurban dapat menyalurkan kurban melalui Baznas dengan pembayaran melalui berbagai platform mulai dari konter, banking channel, pembayaran melalui e-commerce, pembayaran digital serta kantor-kantor Unit Pengumpul Zakat (UPZ) BAZNAS yang tersebar di berbagai lokasi.