Jumat 20 Jul 2018 15:58 WIB

Inasgoc Minta Maaf Torch Relay AG Sempat Terlambat di Blitar

Setelah tiba di makam Soekarno, obor kemudian diarak ke kantor Wali Kota Blitar.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Endro Yuwanto
Mantan petenis meja nasional, Ling Ling Agustin menyerahkan obor atau torch relay Asian Games 2018 ke Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, di depan makam proklamator Indonesia Soekarno, di Kota Blitar, Jawa Timur, Jumat (20/7).
Foto: Republika/Rr Laeny Sulistyawati
Mantan petenis meja nasional, Ling Ling Agustin menyerahkan obor atau torch relay Asian Games 2018 ke Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, di depan makam proklamator Indonesia Soekarno, di Kota Blitar, Jawa Timur, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BLITAR -- Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir meminta maaf atas keterlambatan kirab obor atau torch relay Asian Games (AG) 2018 yang singgah di Blitar, Jawa Timur (Jatim), Jumat (20/7). Berdasarkan rundown yang diterima Republika.co.id, obor dijadwalkan singgah di makam proklamator Indonesia Ir Soekarno, sekitar pukul 09.00 WIB.

Namun, torch yang dibawa mantan petenis meja nasional Ling-Ling Agustin itu baru tiba setelah Shalat Jumat. Atas keterlambatan tersebut, Erick menyampaikan permohonan maaf.

"Kami mohon maaf (torch relay terlambat sampai) karena ada macam-macam (proses yang harus dilalui)," ujar Erick saat ditemui di kompleks makam Soekarno, di Blitar, Jumat.

Erick mengaku harus mempersiapkan banyak urusan. Setelah tiba di makam Soekarno, obor kemudian diarak ke kantor Wali Kota Blitar.

Disinggung mengenai mengapa Blitar dipilih menjadi salah satu titik singgah obor, pemilik Erick menyebut Blitar merupakan salah satu tempat bersejarah karena makam presiden pertama Indonesia Soekarno ada di sana.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement