Sabtu 21 Jul 2018 05:03 WIB

Ketika Warga Amerika Mencintai Keroncong

Rumput Band berisi warga AS yang memainkan musik keroncong.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Warga Amerika mementaskan kesenian musik Keroncong. Mereka mempunyai misi untuk memperkenalkan keroncong ke berbagai negara. Setelah menggelar pentas di Kanada dan Indonesia, warga Amerika yang tergabung dalam Rumput Band itu pun berencana menggelar pentas musik keroncong di Eropa tahun depan.
Foto: Republika/Andrian
Warga Amerika mementaskan kesenian musik Keroncong. Mereka mempunyai misi untuk memperkenalkan keroncong ke berbagai negara. Setelah menggelar pentas di Kanada dan Indonesia, warga Amerika yang tergabung dalam Rumput Band itu pun berencana menggelar pentas musik keroncong di Eropa tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Hanna Stenriford menyapa hangat warga Solo yang sudah menunggu penampilannya malam itu. Ia melempar senyum dan memberi salam dengan bahasa Jawa.

Hanna bersama enam rekannya dari Rumput Band bersiap memulai pentas, membawakan musik keroncong dalam Panggung Gesang. “Untuk pertama saya akan membawakan lagu 'Caping Gunung',” ujar Hanna, warga Amerika Serikat yang sudah setahun terakhir intens mempelajari musik keroncong di Indonesia.

Hanna beserta para personel Rumput Band pun memulai pentas itu. Begitu mahir, para warga Amerika Serikat itu memainkan alat-alat musik keroncong.

Nada musik 'Caping Gunung' pun mengalun lembut memanjakan warga yang berkerumun mendengarkannya. Pentas musik keroncong yang berlangsung di pedestrian Jalan Ronggowarsito tepatnya di depan Omah Sinten Heritage itu pun semakin meriah saat Hanna melantunkan bait demi bait karya maestro keroncong Gesang.

Hanna begitu fasih melafalkan lagu yang pernah dipopulerkan penyanyi keroncong Waldjinah itu. Bahkan ia pun tak kesulitan dengan cengkok nada 'Caping Gunung'.

Penonton yang menyaksikan seketika memberi applause, mengapresiasi penampilan Hanna dan rekan-rekannya dari Rumput Band. Penonton pun semakin banyak yang datang.

Tak hanya 'Caping Gunung', Rumput Band juga membawakan lagu keroncong lainnya, seperti 'Pejuang Sejati' hingga lagu-lagu country yang diaransemen dengan musik keroncong.

photo
Warga Amerika mementaskan kesenian musik Keroncong. Mereka mempunyai misi untuk memperkenalkan keroncong ke berbagai negara. Setelah menggelar pentas di Kanada dan Indonesia, warga Amerika yang tergabung dalam Rumput Band itu pun berencana menggelar pentas musik keroncong di Eropa tahun depan.

Panggung Gesang tambah hidup dengan adanya lukisan bergerak yang menggunakan teknik seperti flipbook. Dua lukisan dimainkan mengisahkan kehidupan satwa di hutan hingga kisah Jack dan Pohon Kacang.

Saat lukisan dimainkan, Rumput Band pun mengiringi dengan musik keroncong. Warga yang menyaksikan dibuat riang saat Hanna melantunkan 'Walang Kekek'. Lagu yang sangat populer dihati pecinta keroncong itu pun sekaligus menutup rangkaian pentas musik keroncong dalam Panggung Gesang yang diselenggarakan komunitas Panggung Gesang Solo dan warga Amerika Serikat, Rabu (18/7).

Pentas musik keroncong dalam Panggung Gesang memang rutin dilakukan komunitas panggung gesang Solo setiap bulannya. Namun dalam kesempatan tersebut kehadiran Rumput Band membuatnya lebih istimewa.

Sebab pemainnya merupakan warga asing yang begitu mencintai seni musik keroncong. “Misi kami dengan menghadirkan ini untuk mengapresiasi sosok maestro Gesang dimana karyanya sudah sampai ke luar negeri dan membawa nama kota ini menjadi begitu dikenal. Semangat itulah yang mendasarinya,” ujar Koordinator Panggung Gesang, Sadrah.

Tak hanya pentas semata, warga Amerika itu pun bahkan diajak berziarah ke makam Gesang. Sadrah mengungkapkan, kecintaan warga Amerika terhadap musik keroncong sudah semestinya menjadi pelecut semangat generasi muda Tanah Air untuk lebih mencintai dan mempelajari keroncong sebagai musik asli Indonesia.

Misi Mengenalkan Keroncong pada Dunia

Sudah 10 tahun lebih Andrew F Megraw menyelami seni musik tradisional Indonesia. Awalnya ia menyelami seni gamelan.

Profesor seni musik di Universitas Richmond Virginia, Amerika itu pun sering mondar-mandir ke Indonesia untuk mempelajari teknik bermain gamelan. Ia begitu jatuh hati dengan nada-nada yang dihasilkan gamelan. Sampai-sampai Andrew pun membuka kelas gamelan sebagai kelas khusus bagi mahasiswa Universitas Richmond Virginia di Amerika Serikat.

Bahkan pentolan Rumput Band itu pun mendatangkan 100 perangkat gamelan ke Amerika agar mahasiswa dan warga sekitar bisa belajar seni bermain gamelan dengan cuma-cuma. Seiring waktu, kecintaannya terhadap musik Indonesia pun makin bertambah. Andrew bahkan mulai jatuh hati pada musik keroncong yang menurutnya begitu lembut.

Tak butuh waktu lama untuknya mempelajari seni keroncong, apalagi ia sudah mempunyai bekal memahami dan merasakan seni musik tradisional Jawa melalui belajar gamelan.

“Yang membuat saya tertarik dan jatuh cinta dengan keroncong adalah feel-nya, irama, keindahan, tekniknya, liriknya. Kalau menggunakan langgam Jawa itu ada pelog dan selendro seperti pada gamelan ada permainan irama seperti itu yang membuat saya tertarik,” kata Andrew yang juga begitu berbakat memainkan alat musik ukulele dan cello.

Pelan-pelan, Andrew pun menularkan kesenian keroncong pada mahasiswanya, dan Hanna Steinford salah satunya. Bahkan Andrew mendorong Hanna menyelami seni musik keroncong dengan belajar langsung di Solo, Jawa Tengah.

Memang dibutuhkan kesabaran mempelajari keroncong. Tapi menurutnya tak begitu sulit untuk mengajarkan keroncong pada warga Amerika terlebih para pecinta musik country.

Menurut Andrew, ada kemiripan antara keroncong dan country. Hanya saja pada keroncon pemainnya perlu lebih memiliki rasa saat memainkan alat musik sehingga menghasilkan nada yang begitu lembut.

“Accord yang dipakai keroncong asli itu kira-kira sama dengan accord yang dipakai untuk country jadi mereka bisa langsung masuk memahaminya,” kata dia.

Ia pun akhirnya memutuskan membentuk sebuah grup band yang mengambil keroncong sebagai ciri khas band tersebut. Rumput Band pun berdiri.

Andrew mulai menggelar konser keroncong di berbagai sudut kota di Amerika. Hasilnya, keroncong kini telah sangat familiar ditelinga warga Amerika.

Kini Andrew dan Rumput Band pun punya misi untuk memperkenalkan keroncong ke berbagai negara. Setelah sukses menggelar konser di Kanada dan Indonesia, Andrew berharap pentas keroncong Rumput Band bisa diselenggarakan di Eropa.

“Tahun depan kita ingin ke Eropa memperkenalkan keroncong disana, tapi kami juga sudah membuat album ada tujuh lagu di sana. Jika ingin mendengarkan bisa mengunduhnya gratis di situs Rumput Band,” kata Andrew.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement