REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, putra Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam pilpres 2019. Hinca mengatakan nama AHY berada diurutan teratas dalam survei terkait cawapres.
"Menurut saya, kalau tepat ambil cawapres, maka bisa mengalahkan lawan. Kalau AHY dilirik boleh juga," ujar Hinca dalam diskusi publik bertema "The Contender: Jokowi vs Kotak Kosong?" yang diselenggarakan Para Syndicate di Jakarta, Jumat (20/7).
Hinca menegaskan Demokrat sudah menyatakan tidak menyiapkan sosok calon Presiden. Tetapi Demokrat menyiapkan kader terbaiknya sebagai cawapres yakni AHY. "Berdasarkan sejumlah survei nama AHY sebagai cawapres itu paling atas," ucap Hinca.
Hinca mengatakan posisi Demokrat saat ini pun jelas, bisa bergabung dengan koalisi Jokowi, bergabung dengan koalisi Prabowo, atau berada di luar dua koalisi tersebut. Ia mengatakan jawaban atas jalan politik Demokrat di Pilpres 2019 pada akhirnya akan diketahui publik. Saat ini, kata Hinca, Demokrat masih ingin melakukan komunikasi politik lebih dulu.
Komunikasi politik yang dalam waktu dekat akan dilakukan Demokrat adalah dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. "Kami harapkan bisa terjadi pekan depan. Tunggu tanggal mainnya," ujar Hinca.
Baca juga: Hinca: Demokrat Tolak Terjadinya Calon Tunggal di Pilpres
Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC) Zaenal A Budiyono menilai, selain sisi elektabilitas, AHY sebagai pemimpin muda mempunyai momentum dengan maraknya pemimpin muda dunia akhir-akhir ini. Terbaru, Sebastian Kurz yang terpilih sebagai Kanselir Austria dalam usia 31 tahun. Sebelumnya, ada nama Macron di Prancis dan Trudeau di Kanada. Peremajaan politik juga terjadi di negara tetangga, Malaysia, yang meskipun Dr Mahathir terpilih di usia 93 tahun, tapi ia berani mengangkat dua menteri di bawah 30 tahun.
Dengan fakta tersebut, jika Prabowo memilih AHY sebagai cawapres, maka pasangan itu akan menggambarkan pasangan tua-muda yang linear dengan gejala politik global. Tapi, Zaenal mengakui bahwa tidak mudah tentu bagi Prabowo untuk memilih AHY. Sebab, ada koalisi, seperti PKS dan PAN, yang sudah memiliki nama calon dan mengajukan ke Prabowo.
Baca juga: Duet Prabowo-AHY Dinilai Linear dengan Gejala Politik Global