Jumat 20 Jul 2018 20:15 WIB

Korut Peringatkan Seoul Soal Pembelot Staf Restoran

Korut ancam akan batalkan reuni keluarga dan hubungan antar-Korea secara keseluruhan

Rep: Winda Destiana Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Korea Utara dan Korea Selatan
Korea Utara dan Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Saluran media Korea Utara memperingatkan bahwa hubungan antar-Korea bisa terluka jika Korea Selatan tidak mengirim kembali selusin staf restoran yang membelot pada April 2016. Pyongyang secara konsisten menuduh Korea Selatan menculik para wanita, yang telah ditempatkan di salah satu pos luar negeri Korea Utara di Cina.

"Jika masalah repatriasi warga negara perempuan kami tidak diselesaikan secepat mungkin, itu bisa menjadi penghambat tidak hanya untuk reuni keluarga terpisah yang direncanakan antara kedua Korea tetapi juga untuk hubungan antar-Korea secara keseluruhan," kata pejabat Korut memperingatkan.

Masalah itu muncul kembali bulan ini ketika seorang pelapor khusus PBB tentang hak asasi manusia di Korea Utara menyerukan penyelidikan menyeluruh dan independen setelah ia bertemu dengan beberapa pembelot yang bersangkutan. Manajer restoran, yang tiba di Korea Selatan bersama dengan stafnya, juga berulang kali mengklaim melalui media lokal sejak Mei bahwa ia diperas oleh agen Seoul untuk memimpin grup ke Selatan.

Apa yang tampak seperti klaim penculikan yang tidak mungkin oleh Korea Utara telah mendapatkan daya tarik lebih lanjut karena Seoul secara publik menarik perhatian pada pembelotan massal hanya beberapa hari menjelang pemilihan umum 2016. Meskipun Korea Selatan telah menyambut puluhan ribu pengungsi dari Utara sejak tahun 1990-an.

Namun, kesaksian pengelola restoran menunjukkan staf dibujuk untuk meninggalkan pos mereka di Cina demi bekerja di negara Asia Tenggara, yang mungkin masih menimbulkan kekhawatiran tentang pemulangan mereka ke Korea Utara. Karena Pyongyang dikenal keras terhadap pembelot dan keluarga mereka.

Selain itu, Korea Selatan telah mempertahankan bahwa staf restoran memasuki negara mereka sendiri kehendak bebas. Sebuah outlet berita Korea Selatan yang terpisah, Arirang-Meari, menggemakan pandangan bahwa jika masalah pekerja yang "diculik" tidak terselesaikan, itu dapat merusak hubungan bilateral yang telah meningkat sejalan dengan pertemuan antar-Korea pertama di bulan April dalam lebih dari satu dekade.

Ini juga menimbulkan keraguan pada rencana bulan depan untuk sementara mempersatukan kembali kerabat yang dibagi oleh perbatasan setelah berpisah puluhan tahun sejak Perang Korea 1950-53, dilansir laman AP.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement