REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan lanjutan antara Partai Demokrat dan Partai Gerindra untuk penjajakan koalisi akan dilaksanakan pekan mendatang. Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria memastikan pertemuan akan membahas kemungkinan koalisi kedua partai.
Selain itu, pertemuan akan membahas cawapres yang ditawarkan Partai Demokrat yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). "Kita juga ingin mendengar gagasan masukan dari Partai Demokrat tentang bangsa ke depan, tentang format koalisi ke depan. Bahkan nilai tambah dari AHY," ujar Riza di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/7).
Sebab, menurut Riza, selama ini Partai Demokrat kerap menyebut AHY sebagai pemimpin yang potensial untuk dijadikan cawapres. Partai Gerindra, kata dia, ingin mendengarkan secara langsung hal tersebut dari dari Partai Demokrat.
"Kita ingin dengar, selama ini disampaikan AHY punya segmen pasar pemilih pemula, pemilih muda, pemilih milenial, cerdas, pinter, dan ganteng, itu kan selama ini disampaikan," ujar Riza.
Terkait hasilnya, Riza mengatakan perkembangan selanjutnya nantinya akan ditentukan setelah pertemuan tersebut. Sebab hasil pertemuan akan didiskusilan dengan koalisi partai pendukung Prabowo.
"Nanti kan di dalam diskusi kan berkembang apa sih nilai plus kehadiran AHY kalau jadi cawapres, sebagaimana juga kita diskusi dengan partai lain kalau Pak Zulhas jadi cawapres, apa sih nilai tambahnya sebagai ketua MPR, ketua partai dan pernah jadi menteri. Kemudian apa sih kelebihan dari PKS kalau jadi cawapres, partainya yang solid, kemudian jaringan yang luas," katanya.
Adapun Riza menilai, saat ini peluang Demokrat membentuk poros ketiga selain Jokowi dan Prabowo sudah sangat kecil. Karena itu ia menilai Partai Demokrat sebaiknya mempertimbangkan agar bergabung dengan koalisi poros Prabowo.
Hal itu diungkapkannya jika kemungkinan Demokrat urung bergabung karena cawapres bukan berasal dari Partai Demokrat. "Saya tidak ingin mendahului, saya meyakini bagi Demokrat menurut saya mungkin lebih baik dia berkoalisi dengan Partai Gerindra daripada berkoalisi dengan partai Pemerintah yang jumlahnya sudah banyak, bilangannya sudah banyak, basic kue suara pilegnya udah tinggal sedikit," katanya.