REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, partainya juga sering berkomunikasi dengan bakal calon presiden dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi). Namun Hinca enggan menyebut jika hal itu sinyal Demokrat akan bergabung dengan koalisi Jokowi.
"Kalau ke Pak Jokowi kan sudah sering sekali. Dan sampai kemarin, terus (komunikasi). Hampir setiap saat ada komunikasi dengan dan dari Pak Jokowi. Dari Pak Jokowinya sendiri sekali sebulan, gitu," tutur Hinca kepada wartawan, Jumat (20/7).
Dengan komunikasi yang sedemikian intensif, dia masih belum memberikan sinyal bahwa partainya akan berkoalisi dengan Jokowi. Dia malah mengatakan bahwa komunikasi itu juga dibangun olehnya dengan partai Gerindra. "Sebaliknya juga kami dengan Gerindra ini berkomunikasi terus. Nanti sore saya berkomunikasi dengan teman-teman gerindra. Itu terus dan biasalah. Namanya juga politik," katanya.
Irman pun kembali menegaskan posisi Demokrat yang masih belum memutuskan untuk bergabung kepada koalisi tertentu. Dia menyebut hal itu masih bergantung kepada pertemuan antara Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa (24/7) mendatang.
"Posisi Demokrat sampai hari ini per tanggal 10 maret 2018 ada 3, toh. Bisa ke Jokowi, bisa ke Prabowo, dab bisa bukan Jookowi bisa bukan Prabowo. Tapi yang ketiga ini kan keliatannya sudah mulai mengecil. Kita tunggu tanggal 24," jelasnya.
Sementara, dia sendiri juga mengaku telah melakukan komunikasi dengan partai-partai yang akan berkoalisi dengan Gerindra seperti PKS dan juga PAN. "Sangat akrab, terakhir kami bertemu kemarin tanggal 17 Juli malam. Di KPU itu kumpul semua kita. Ada Gerindra, ada PKS, ada PAN," ucapnya.