REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan masyarakat internasional turun tangan untuk mencegah memburuknya situasi di Jalur Gaza. Pernyataannya berkaitan dengan serangan-serangan yang masih dilancarkan Israel ke wilayah tersebut.
Dilaporkan laman kantor berita Palestina WAFA, saat ini Abbas tengah mendekati sejumlah pihak regional dan internasional. Ia meminta mereka turut berpartisipasi untuk menahan eskalasi konflik di Jalur Gaza. Sebab hal itu akan semakin membuat masyarakat Palestina di sana menderita.
Utusan PBB untuk Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov menyerukan hal serupa seperti Abbas. "Semua orang di Gaza perlu mundur dari tepi jurang. Bukan pekan depan. Bukan besok. Sekarang!" katanya melalui akun Twitter pribadinya.
Menurutnya, konflik atau konfrontasi bersenjata antara Israel dan Palestina harus dapat dicegah. "Mereka yang ingin memprovokasi orang Palestina dan Israel ke dalam perang lain tidak boleh berhasil," ujar Mladenov.
Pada Jumat kemarin, Israel mengerahkan tank, jet tempur, dan tembakan artileri ke Gaza. Serangan besar-besaran dilancarkan dalam rangka merespons penembakan terhadap pasukannya di sepanjang perbatasan Gaza.
Salah satu target yang diserang tank dan jet tempur Israel adalah situs Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas. Tiga warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Militer Israel, dalam sebuah pernyataan memang mengungkapkan bahwa serangan secara khusus mengincar titik-titik yang diduga milik Hamas. "Hamas memilih untuk meningkatkan ketegangan dan akan menanggung konsekuensi dari tindakan ini," kata militer Israel, seperti dikutip laman Anadolu Agency.
Sejak akhir Maret, situasi di Jalur Gaza memang telah memanas, yakni ketika ribuan warga Palestina di sana menggelar demonstrasi di perbatasan Israel. Mereka menuntut Israel mengembalikan tanah yang telah direbutnya pasca-Perang Arab 1948. Massa pun menyuarakan kecaman terhadap Amerika Serikat (AS) yang memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.
Namun aksi massa itu direspons secara ganas oleh pasukan keamanan Israel. Tak hanya meluncurkan gas air mata, penembak jitu Israel juga menembaki warga di sana. Lebih dari 100 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka sejak aksi digelar pada Maret lalu.