Sabtu 21 Jul 2018 14:50 WIB

Lakukan Pelecehan Seksual, Pastur Honduras Mengundurkan Diri

Paus Francis menerima pengunduran diri pastur Honduras

Paus Francis
Foto: ap
Paus Francis

REPUBLIKA.CO.ID, TEGUCIGALPA -- Paus Francis menerima pengunduran diri seorang pastur Katolik Roma di Honduras pada Jumat (20/7). Pengunduran diri tersebut dilakukan setelah ada tuduhan terhadap pastur senior itu melakukan pelecehan seks dan terkait urusan keuangan.

Pastur Juan Jose Pineda Fasquelle mengumukan bahwa Paus telah menerima pengunduran dirinya dalam sepucuk surat terbuka, dengan mengatakan kepergiannya akan memberinya waktu lebih banyak untuk berdoa dan pengembangan diri. "Jika saya telah menggagalkan Anda, saya memohon maaf." kata Pineda dalam surat tersebut, yang dikirim kepada wartawan di Hondoras.

Majalah Italia L'Espresso pertama kali melaporkan pada Desember dugaan-dugaan bahwa Pineda telah menyalahgunakan puluhan ribu dolar dari sebuah universitas Katolik, dan juga tuduhan pelecehan seksual yang dialamatkan kepadanya oleh seminaris.

Pineda, yang tidak secara langsung menagalamtkan dugaan-dugaan itu terhadap dirinya dalam surat itu, mengatakan ia akan tetap meneruskan layanan publik kendati sudah mundur sebagai pastur dari keuskupan Tegucigalpa.

Pineda maupun keuskupan Tegucigalpa tak bersedia saat diminta memberikan komentar mengenal hal tersebut. Pineda, 57 tahun, dikenal sebagai anak didik Kardinal Oscar Andres Rodrigues Maradiaga, yang berpengaruh. Kardinal itu merupakan penasehat tinggi Paus Francis mengenai reformasi gereja.

Dari Sydney, Reuters melaporkan Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengatakan pada Kamis bahwa Paus Francis harus memecat seorang uskup yang dihukum karena menyembunyikan pelecehan seksual atas anak-anak. Uskup Philip Wilson, 67 tahun, pada Mei menjadi tokoh agama Katolik paling senior yang dihukum karena tidak mengungkap kepada polisi pelecehan tersebut oleh seorang imam lain.

Wilson dijatuhi hukuman satu tahun awal bulan ini. Ia tak lagi sebagai uskup Adelaide di negara bagian Australia Selatan, tetapi ia tidak mengundurkan diri karena masih mengajukan banding.

PM Turnbull, yang sebelumnya menyerukan Wilson agar mundur, mengecam lagi Wilson yang masih tetap tak mau mundur. "Dia seharusnya mundur dan sudah waktunya untuk Paus memecat dia," kata Turnbull kepada wartawan di Sydney.

"Saya pikir sudah saatnya sekarang bagi otoritas tertinggi di gereja untuk mengambil tindakan dan memecat dia."

Keuskupan Adelaide tak segera memberi komentar mengenai hal itu. Pengacara Wilson, yang tetap menyatakan kliennya tak bersalah selama peradilannya, berpendapat bahwa dia tidak tahu imam James Fletcher telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak selama kurun waktu tahun 1970-an.

Pengadilan diberitahu bahwa dua korban, salah satunya anak laki-laki altar, mengatakan Wilson tak melakukan pelecehan tahun 1976. Fletcher dinyatakan bersalah tahun 2014 atas enam kasus pelecehan seksual dan meninggal dalam penjara tahun 2006 setelah terserang stroke.

Wilson masih mengajukan uang jaminan sementara ia diperiksa oleh pihak penjara untuk dikenai tahan rumah, bukan mendekam di penjara.

sumber : Antara/Xinhua
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement