Ahad 22 Jul 2018 05:45 WIB

Pasar Pertanian Indonesia Masih Dikuasai Kartel

Dalam sektor pertanian banyak pihak yang mendapat keuntungan dari impor komoditas

Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)
Foto: distan.pemda-diy.go.id
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Pertanian, HS Dillon, menilai kondisi pasar komoditas pertanian masih banyak diintervensi mafia dan kartel pangan yang ingin mendapat keuntungan besar. Ia menjelaskan bahwa dalam sektor pertanian banyak pihak yang mendapatkan keuntungan dengan impor komoditas dan ingin Indonesia tergantung terhadap produk pangan impor.

"Pasar masih dikuasai kartel dan mafia yang cenderung menginginkan impor agar mendapatkan keuntungan yang besar," kata Dillon dalam seminar bertajuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Pengembangan Bahan Pangan Lokal di Indonesia di Riau, Sabtu (21/7).

Ia mengatakan program Kementerian Pertanian yang memprioritaskan pembangunan infrastruktur dan modernisasi pertanian guna menumbuhkan ekonomi dan pertanian lokal perlu didukung semua pihak. Menurut dia, baru pada periode pemerintahan ini, infrastruktur dan mekanisasi untuk efisiensi produksi pertanian mulai dipikirkan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Darmansyah, mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan pangan. Sebab, potensi pangan lokal di Indonesia khususnya di Riau sangat besar seperti sagu, umbi-umbian, produk hortukuktura, dan peternakan.

"Kami berharap diversivikasi pangan terus dikampanyekan sehingga kita tidak tergantung pada prroduk impor seperti gandum dan aneka buah impor," kata dia.

Berdasarkan hasil penelitian dari IPB, ada lima rumpun sagu yang cukup untuk pemenuhan karbohidrat satu keluarga selama setahun. Potensi sagu di Riau sangat besar dan belum optimal dimanfaatkan.

"Bahkan yang memanfaatkan tepung sagu negara tetangga seperti Jepang dan Cina di mana beberapa tahun terkahir Riau mengekspor tepung sagu ke dua negara tersebut," ungkap Darmansyah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement