Ahad 22 Jul 2018 06:43 WIB

Amerika Serikat Percepat Penjualan Senjata ke Seluruh Dunia

Presiden Donald Trump menilai impor senjata jadi cara menumbuhkan ekonomi AS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Deretan senjata laras panjang dipajang dalam rak sebuah toko senjata di Amerika Serikat.
Foto: notanothernewenglandsportsblog.blogspot.com
Deretan senjata laras panjang dipajang dalam rak sebuah toko senjata di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang berupaya mempercepat penjualan senjatanya di tingkat global. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS Letjen Charles Hooper.

Hooper mengatakan sejak awal tahun hingga saat ini, AS telah menandatangani kesepakatan penjualan senjata senilai 46,9 miliar dolar AS dengan berbagai mitranya. Bila kesepakatan terlaksana sepenuhnya, nilai penjualan senjata AS akan meningkat cukup signifikan bila dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 41,9 miliar dolar AS.

"Ekspor pertahanan baik untuk keamanan nasional kita, kebijakan luar negeri kita serta bagus untuk keamanan ekonomi kita. Dan sebagaimana pemerintah dan kepemimpinan kami katakan, keamanan ekonomi adalah keamanan nasional," kata Hooper ketika berbicara di British Famborough International Airshow, seperti dikutip laman Newsweek.

Hooper menilai, dengan potensi perang dagang yang tengah dihadapi AS, industri pertahanan mungkin akan mengalami tekanan pada tahun-tahun mendatang. Namun ia mengaku tak terlalu mengkhawatirkan hal tersebut.

"Saya telah berbicara dengan banyak mitra kami dari seluruh dunia dan banyak dari mereka tetap yakin bahwa solusi AS untuk masalah keamanan mereka adalah solusi yang mereka cari dan solusi terbaik untuk masalah mereka," kata Hooper.

Presiden AS Donald Trump memang tengah mendorong industri pertahanan AS agar menjual lebih banyak senjata ke berbagai negara. Menurut Trump, hal itu merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan perekonomian AS.

The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), pada Maret lalu, merilis data tentang ekspor-impor persenjataan secara global dalam kurun lima tahun terakhir, yakni antara 2013 hingga 2017. Data tersebut menunjukkan Timur Tengah menjadi pasar utama penjualan senjata oleh AS dan Eropa. 

SIPRI mengatakan, transfer global sistem persenjataan utama antara 2013 hingga 2017 meningkat sebesar 10 persen dibandingkan periode lima tahun sebelumnya. Di antara dua periode yang telah dicatat Sipri, AS sebagai salah satu eksportir senjata terbesar di dunia, meningkatkan penjualannya sebesar 25 persen.

Berdasarkan data SIPRI, senjata-senjata produksi AS telah dikirim ke 98 negara. Namun sebagian besar pasokan senjatanya dikirim ke Timur Tengah yang masih dibekap konflik. Sipri mengatakan Timur Tengah menyumbang 32 persen impor senjata secara global.

Antara 2013 hingga 2017, impor senjata ke Timur Tengah telah naik berlipat ganda. Selain AS, Inggris dan Prancis juga menjadi pemasok persenjataan ke wilayah tersebut. Adapun negara yang menjadi pelanggan utama ketiga negara tadi adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement