Ahad 22 Jul 2018 13:12 WIB

FBI Rilis Dokumen tentang Mantan Penasihat Kampanye Trump

Mantan penasihat Trump dituding bekerja sama dengan Rusia dalam pilpres AS 2016.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Donald Trump
Foto: EPA/Justin Lane
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- FBI merilis dokumen yang terkait dengan pengawasan terhadap mantan penasihat kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Carter Page pada Sabtu (21/7). Pengawasan itu merupakan bagian dari penyelidikan terhadap dugaan keterlibatannya dengan Pemerintah Rusia dalam pemilihan presiden pada 2016.

Dokumen setebal 412 halaman yang dirilis oleh FBI itu juga mencakup permintaan pengawasan yang diajukan kepada Pengadilan Pengawasan Intelijen Asing dan surat perintah investigasi untuk Page. Biro Investigasi Federal AS meyakini Page telah bekerja sama dengan Rusia untuk turut campur tangan memenangkan Trump dalam pemilu AS.

New York Times juga melaporkan telah menerima dokumen salinan dari Departemen Kehakiman AS mengenai Page. Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa FBI meyakini Pemerintah Rusia bekerja sama tak hanya dengan Page, namun kemungkinan dengan individu lainnya yang diuntungkan dengan kemenangan Trump.

Sejak terpilih sebagai presiden AS, Trump telah menghadapi dugaan bahwa Rusia telah melakukan campur tangan untuk mendukungnya dalam pemilu AS. Badan Intelijen AS juga meyakini ini termasuk dalam dugaan peretasan yang dilakukan selama proses pemungutan suara berlangsung.

Anggota parlemen dari Partai Republik mengomentari dokumen terbaru yang dirilis oleh FBI dengan mengatakan bahwa biro investigasi itu telah melakukan kesalahan serius. Hal itu khususnya ketika FBI mencari surat perintah untuk mengawasi Page pada Oktober 2016, di mana saat itu Page baru saja mengundurkan diri dari tim kampanye Trump.

Sementara itu, anggota parlemen dari Partai Demokrat Nancy Pelosi mengatakan bahwa dokumen yang dirilis FBI kali ini memberikan bukti nyata tentang kerja sama antara Rusia dan Page.

Pekan lalu, juri agung federal AS menuding ada 12 perwira intelijen Rusia yang terlibat dalam peretasan jaringan komputer Partai Demokrat pada 2016. Tuduhan paling rincinya ialah Rusia campur tangan dalam pemilihan presiden 2016 untuk membantu Trump.

Inspektur jenderal departemen itu, Michael Horowitz mengatakan akan meninjau apakah FBI dan Departemen Kehakiman telah melaksanakan prosedur yang tepat saat mengajukan surat perintah untuk secara diam-diam melakukan pengawasan terhadap Page.

Sementara itu, Partai Republik mengklaim bahwa FBI menggunakan sebagian dokumen yang disusun oleh mantan perwira intelijen Inggris Christopher Steele untuk membenarkan surat perintah, namun gagal mengungkapkan kepada pengadilan bahwa Steele dipekerjakan oleh perusahaan yang didanai oleh Partai Demokrat untuk melakukan penelitian oposisi mengenai kesepakatan bisnis Trump.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement