REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dua massa berbeda haluan menggelar deklarasi terkait pencalonan presiden Joko Widodo di pilpres 2019, di kota Medan, Ahad (22/7). Massa #2019TetapJokowi menggelar aksi di depan Taman Sri Deli, sedangkan massa #2019GantiPresiden juga menggelar deklarasi tak jauh dari lokasi itu, yakni di depan Masjid Raya, Jl Sisimangaraja.
Kedua kelompok massa dipisahkan oleh barikade polisi yang lengkap dengan kendaraan taktisnya. Perisai mereka juga dijajarkan untuk menghalau massa yang ingin memasuki area massa yang berseberangan. Puluhan petugas Satpol PP pun membantu menjaga kondusivitas keadaan.
Di kubu #2019GantiPresiden, sekitar seribuan massa mengawali acara dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Setelah berzikir dan berdoa bersama, sejumlah orator lalu menyampaikan masing-masing orasinya dari atas mobil komando.
Neno Warisman menjadi orator dalam deklarasi relawan #2019GantiPresiden di Medan, Ahad (22/7).
Neno Warisman didapuk menjadi salah satu orator. Dalam orasinya, Neno mengatakan, 2019 Ganti Presiden merupakan gerakan moral yang dilindungi oleh Undang-undang. Masyarakat, menurutnya, berhak menyuarakan suara mereka karena dijamin UU.
"Jangan pernah takut menyuarakan 2019 Ganti Presiden. Jangan pernah takut menyanyikan lagu "2019 Ganti Presiden". Kirimkan pesan cinta pada seluruh masyarakat Indonesia. Kita sudah buktikan saat 212 bahwa kita cinta damai," kata Neno, Ahad (22/7).
Neno menegaskan, Gerakan 2019 Ganti Presiden murni dilakukan masyarakat yang menginginkan perubahan. Mereka tidak mengidamkan jabatan, apalagi kekuasaan.
"Tidak ada satu pun dari barisan relawan ini yang dikomandoi presidium relawan yang mencari jabatan, mencari panggung dan kesempatan. Tidak ada satupun dari kita yang begitu. Kita berbuat Lillah, karena Allah SWT," ujar Neno.
Sementara itu, tak jauh dari mereka, sayup-sayup terdengar suara orator dari kubu #2019TetapJokowi. Sama seperti massa #2019GantiPresiden, massa pendukung Jokowi juga berzikir dan berdoa bersama. Ada sekitar 500-an massa yang ikut hanyut dalam kekhidmatan acara.
"Memilih Bapak Jokowi kembali menjadi presiden Indonesia yang kedua kalinya adalah harapan kami yang hadir hari ini," kata salah satu orator, Farida Hanim.
Massa #2019TetapJokowi dan #2019GantiPresiden menggelar deklarasi berbarengan di lokasi yang berdekatan di Medan, Ahad (22/7). Dua kegiatan ini berjalan damai dan tertib.
Perempuan yang biasa disapa Bunda Indah itu pun mengingatkan massa agar tetap menjaga persatuan dan tidak terlibat gesekan dengan kelompok yang berseberangan. Menurutnya, yang paling penting adalah membangun bangsa bersama-sama.
"Kami tidak pernah memaksa siapapun untuk memilih siapapun. Buktinya hari ini adem-adem saja, tidak ada saling hujat," ujar dia.
Tak jauh dari lokasi kedua acara ini, terdapat satu lagi kegiatan yang digelar dengan tema tak jauh berbeda. Acara Silaturrahmi Akbar Relawan Jokowi Sumut tersebut diselenggarakan di Lapangan Istana Maimun. Namun, jumlah massa tidak terlalu banyak di sini.
Ketiga acara ini selesai sebelum solat Dzuhur. Massa lalu membubarkan diri dengan tertib dan tenang.
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, ada sekitar seribu personel yang disiagakan untuk menjaga ketiga acara ini. Kendaraan taktis seperti water cannon, barracuda, mobil pengurai massa, dan lainnya pun disiagakan.
"Kami lakukan penjagaan agar aksi yang dilakukan dua kelompok masyarakat ini tetap kondusif," kata Dadang di lokasi.