Senin 23 Jul 2018 02:39 WIB

Jokowi: Tekanan Ekonomi Global Harus Kita Hadapi Bersama

Presiden mengatakan persatuan merupakan modal untuk hadapi tekanan global.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Bayu Hermawan
Jokowi
Foto: setkab.go.id
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bahwa tekanan ekonomi global harus dihadapi bersama-sama. Persatuan merupakan modal untuk menghadapi tekanan global yang semakin sulit.

"Sekarang yang kita hadapi adalah tekanan ekonomi global yang harus dihadapi bersama. Karena aset kita adalah persatuan dalam menghadapi tantangan global yang semakin sulit," ujar Jokowi saat berpidato pada Harlah ke-20 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (22/7).

Karena itu, Jokowi mengingatkan agar masyarakat tidak saling mencela, mencemooh dan memaki satu sama lainnya. Sebab kondisi semacam ini akan membuat Indonesia semakin tertinggal jauh dari negara-negara tetangga.

"Jangan sampai energi kita habis karena saling mencela mencemooh dan memaki di antara kita. Sedangkan negara lain sudah lari ke mana-mana," katanya.

Jokowi mengingatkan bahwa saat ini sudah memasuki era revolusi Industri 4.0. Maka, Indonesia sebaiknya memiliki strategi dalam menghadapi kondisi saat ini  "Kalau konsentrasi kita masih hal-hal tadi,  kita bisa ditinggal negara lain. Negara lain sudah berpikir artificial intelligent, big data, kita masih pada hal yang tadi saya sampaikan. Saya sedih, ekspor kita, sudah kalah dengan Singapura, Malaysia, Vietnam. Kita tidak bisa terus-terusan kalah, apalagi kalau nanti kalah dari Kamboja, Laos," tegas Jokowi.

Dia lantas mencontohkan, salah satu bentuk persiapan dalam menghadapi tekanan global adalah pemerataan pembangunan. Menurut Jokowi, ada banyak pihak bertanya mengapa pemerintah saat ini fokus membangun di Indonesia timur.

Ada juga pertanyaan tentang mengapa harus memulai pembangunan dari desa. Saat ini pemerintah telah menyalurkan dana desa sebesar Rp 187 triliun. Merujuk hal ini, Jokowi mengakui kalau pembangunan dipusatkan di Jawa, maka perekonomian Indonesia akan baik.

"Kalau mau cepat, bangun super koridor ekonomi Jawa bagian utara, perekonomian kita akan baik. Tapi bagaimana soal keadilan, pemerataan? Return ekonomi cepet, return politik juga cepet. Tapi namanya keadilan, pemerataan, adalah amanat konstitusi yang harus kita jalankan," tambah Jokowi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement