REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Malaysia, Dato’ Syaifuddin Abdullah mengunjungi mantan Presiden RI, BJ Habibie di Perpustakaan Habibie dan Ainun, Jakarta Pusat pada Ahad (22/7) sore. Dalam kunjungannya, Syaifuddin mengaku sangat terhormat atas sambutan hangat dari Indonesia, khususnya dengan Bapak Reformasi BJ Habibie.
“Hari ini kami berdiskusi dalam rangka merekatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia yang sejatinya sudah lama terjalin, maka dari itu kami ingin lebih merekatkannya lagi,” ujar Syaifuddin kepada awak media sesaat setelah diskusi tertutup berlangsung.
Selama berdiskusi dengan Habibie, dia mengatakan banyak mendapatkan bimbingan dan saran. Salah satu hal yang dibahas, kata Syaifuddin adalah mengenai pertumbuhan peradaban Islam, mengingat Indonesia dan Malaysia adalah negara yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam.
Saat ini, menurutnya, perkembangan Islam semakin meningkat, baik dari sisi pendidikan, teknologi, maupun sumber daya manusia (SDM). Dia juga berharap diskusi ini dapat terus berlanjut dan ditindaklanjuti oleh Malaysia maupun Indonesia.
Menteri Luar Negeri Malaysia itu sendiri telah tiba di Indonesia sejak dua hari lalu dan akan melanjutkan kunjungan pada Senin (23/7) ini ke Istana Bogor untuk menemui Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
“Dalam pertemuan dengan pak Jokowi nanti, saya akan melanjutkan pembicaraan yang sebelumnya telah diperbincangkan Presiden Malaysia Mahathir Mohammad dan Jokowi, seperti mengenai peringkat Malaysia dan Indonesia di ASEAN,” kata Syaifuddin.
Pembicaraan ini, lanjut dia, bukan hanya mengenai dua negara saja, namun mengenai masa depan umat muslim dunia, mengingat Indonesia dan Malaysia memiliki populasi umat muslim terbesar. Dia juga berharap nantinya Indonesia dan Malaysia mampu berperan penting dalam memimpin dan meningkatkan peradaban Islam di dunia.
“Ini bukan tentang dia negara tapi juga negara dengan umat muslim terbesar. Jadi kita ada upaya untuk memimpin peradaban Islam. Ini adalah kekuatan yang dapat diperjuangkan bersama antara Malaysia dan Indonesa,” ujar dia.
Di sisi lain, Mantan Presiden Republik Indonesia BJ Habibie sangat berterimakasih atas kunjungan dari Menteri Luar Negeri Malaysia. Menurut Habibie, Indonesia dan Malaysia merupakan negara serumpun yang tentu memiliki problematika yang tak jauh berbeda, baik masa lampau, kini maupun masa depan.
“Jadi karena satu rumpun masalah kita saat ini, masa lampau atau masa datang tentu tidak akan berbeda jauh, dan akan tentu saja dapat diatasi melalui kerjasama yang menguntungkan antara kedua belah pihak,” kata BJ Habibie.