REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Stasiun Besar Bogor menyediakan tiga loket pembelian tiket KRL commuter line bagi penumpang selama masa migrasi dari tiket elektronik menjadi kertas.
Pantauan Antara, Senin (23/7), tiga loket disiagakan di titik berbeda, loket pertama ada di tempat pembelian tiket reguler samping mesin pembelian tiket elektronik. Loket kedua ada di selasar depan pintu keluar-masuk peron kereta. Loket ketiga ada di sisi kiri atau loket pengembalian uang jaminan.
Setiap loket ada dua petugas yang melayani pembelian tiket. Untuk kelancaran, penumpang diimbau menyediakan uang pas Rp 3.000 untuk semua perjalanan KRL.
Prosedur pembeliannya, pengguna dapat mengantre di loket atau pada petugas di luar loket yang melayani pembelian tiket kertas ini. Satu tiket kertas hanya dapat digunakan oleh satu orang pengguna untuk satu kali perjalanan KRL.
Di stasiun awal, tiket kertas perlu diperlihatkan kepada petugas untuk ditandai bahwa tiket tersebut telah terpakai dan selanjutnya disimpan pengguna jasa sebagai tanda bukti perjalanan. Adanya peralihan tiket elektronik kembali ke tiket kertas membuat masyarakat selaku pengguna kereta sedikit kebingungan. Pukul 04.45 WIB suasana di stasiun membeludak oleh ribuan penumpang.
Petugas memeriksa tiket kertas KRL Commuter Line calon penumpang di Stasiun Bogor, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7).
Endang, salah satu penumpang Stasiun Bogor jurusan Sudirman ini khawatir terlambat masuk kerja karena persoalan tiket tersebut. "Saya sudah tujuh tahun menjadi pengguna kereta, saya bingung tiba-tiba KMT tidak berlaku, katanya sistem error, jadi bingung," kata wanita paruh baya ini.
Pukul 07.00 WIB antrean penumpang sudah berangsur berkurang. Petugas stasiun juga cekatan melayani warga yang ramai berdatangan.
Menurut petugas keamanan dalam Stasiun Besar Bogor, belum diketahui sampai kapan batas waktu penggunaan tiket kertas belangsung. "Sampai kapan belum ada pemberitahuan, yang pasti hari ini masih menggunakan tiket kertas," kata petugas yang tidak ingin disebutkan namanya.
Info KRL menyebutkan selama pembaharuan dan pemeliharaan sistem e-ticketing masih berlangsung, pengguna KRL diimbau menyiapkan waktu lebih untuk menggunakan KRL. VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa dalam siaran persnya menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami seluruh pengguna KRL selama masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik.
Permintaan maaf khusus disampaikan kepada para pelanggan setia KCI, pemilik Kartu Multi Trip (KMT) dan kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung. Sistem tiket elektronik KRL telah berjalan sejak Juli 2013 atau lima tahun yang lalu.
Pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang. Pembaharuan sistem dan pemeliharaan dilakukan sejak Sabtu 21 Juli 2018. Sebagai bentuk mitigasi jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin, 23 Juli 2018 transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir.
"PT KCI memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Saat ini seluruh petugas telah dikerahkan untuk mendukung pembaharuan sistem sekaligus membantu layanan kepada para pengguna KRL," kata Eva.
Baca juga: Antrean Panjang Penumpang Beli Tiket Kertas Selama 2 Jam