REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Keuangan akan kembali meluncurkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel pada September 2018. Penjualan surat utang ritel itu akan kembali menggunakan sistem daring seperti pada penjualan SBR003 pada Mei lalu. Pemerintah menargetkan untuk menarik utang sebesar Rp 3,8 triliun dari penjualan tersebut.
"Rencananya begitu (penjualan SBN ritel). Itu mau dinaikkan targetnya," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Scenaider Siahaan, Senin (23/7).
Scenaider mengatakan, target penjualan SBN ritel mendatang adalah dua kali lipat dari penjualan SBR003 yang sebesar Rp 1,9 triliun. Tak hanya berencana menjual SBN ritel, pemerintah juga akan menawarkan sukuk ritel (sukri) melalui penjualan daring. Penjualan sukri direncanakan pada kuartal keempat 2018.
"Tentunya tidak sama periodenya (penjualan SBN ritel dan sukri). Nanti kita sounding dulu. Sukuk kan baru pertama kali lewat online," katanya.
Scenaider mengatakan, penjualan surat utang ritel secara daring adalah upaya pemerintah untuk menjaring investor ritel domestik.
"Kita coba supaya lebih dalam dengan membangun ke investor ritel. Jadi, kita mau tingkatkan pada semester kedua tahun ini kesertaan dari ritel," kata Scenaider.