REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Gelombang tinggi masih diperkirakan masih terus berlangsung di wilayah perairan selatan Jawa Tengah/DIY. Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo, bahkan menyebutkan gelombang tinggi bisa mencapai sembilan meter.
"Gelombang setinggi ini sangat membahayakan untuk semua jenis kapal. Karena itu, kepada semua pengguna jasa kelautan agar mewaspadai kondisi gelombang seperti ini. Gelombang setinggi itu, sangat berbahaya bagi aktivitas kelautan," kata Teguh, Selasa (24/7).
Termasuk juga bagi para nelayan kecil yang bekerja mencari ikan hanya setengah hari, dengan menggunakan perahu jukung. Teguh meminta para nelayan benar-benar memperhatikan kondisi angin dan tinggi gelombang.
"Pada para wisatawan pantai, kami juga meminta mereka untuk tidak bermain air laut. Ombak cukup tinggi, juga bisa terjadi di pantai," katanya.
Menurutnya, perkiraan gelombang tinggi berpeluang terjadi pada Selasa (24/7) dan Rabu (25/7). Gelombang tinggi dengan kisaran 6-9 meter ini, terjadi hampir di seluruh perairan selatan Jawa Tengah. "Mulai dari perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta, berpotensi terjadi gelombang setinggi itu," katanya.
Dia menjelaskan, terjadinya gelombang tinggi karena saat ini merupakan masa yang disebut masyarakat pesisir sebagai masa angin timur. Masa angin timur ini, ditandai dengan gelombang tinggi. "Saat ini sedang masa puncak angin timur, karena itu gelombangnya sangat tinggi," jelasnya.
Lebih dari itu, kata Teguh, dari pantauan satelit cuaca diketahui saat ini terdapat pusat tekanan tinggi di Samudra Hindia sebelah Barat Australia dan Samudra Pasifik sebelah Timur Australia. Sedangkan di Samudra Pasifik tenggara Jepang, sedang terdapat badai tropis Wukong.
"Interaksi antara pusat tekanan tekanan tinggi di selatan khatulistiwa dan badai tropis di utara Khatulistiwa, menyebabkan terjadinya angin kencang yang menimbulkan gelombang tinggi di perairan selatan Jawa," jelasnya.