Selasa 24 Jul 2018 17:38 WIB

ISIS Kembali Usik Keamanan Irak

ISIS melakukan penculikan dan pembunuhan secara gerilya di Irak

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Anggota pasukan reaksi cepat Irak menembakkan mortar kepada posisi militan ISIS di barat Mosul, Irak, 31 Mei 2017.
Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Anggota pasukan reaksi cepat Irak menembakkan mortar kepada posisi militan ISIS di barat Mosul, Irak, 31 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Situasi keamanan di Irak kembali terusik setelah milisi ISIS melakukan serangkaian penculikan dan pembunuhan secara gerilya di negara tersebut. Pemerintah Irak telah mendeklarasikan kemenangan atas ISIS pada tahun lalu.

Kasus penculikan dan pembunuhan yang dilakukan milisi ISIS terjadi di sejumlah daerah di Irak, terutama di Provinsi Kirkuk, Diyala, dan Salahuddin. Provinsi-provinsi itu baru saja menggelar pemilu pada Mei lalu.

Pada Juni, terjadi 83 kasus penculikan di ketiga provinsi tadi. Sebagian besar terjadi di jalan raya yang menghubungkan Baghdad ke Kirkuk. Sementara pada Maret hingga Mei, terjadi setidaknya 37 kasus penculikan.

Salah satu kasus penculikan terjadi pada 17 Juni. Saat itu, tiga pria Syiah diculik oleh milisi ISIS yang menyamar sebagai polisi di pos pemeriksaan jalan raya. Bassem Khudair, kerabat salah satu korban mengatakan, tak lama setelah kasus itu terjadi dia  memohon kepada pasukan Irak untuk mengejar para penculik. Namun permintaan itu ditolak. Akhirnya ia memutuskan mencari sendiri saudaranya.

"Enam dari kami, semua warga sipil, berjalan sekitar 10 atau 12 kilometer. Kami menemukan dokumen mereka (korban penculikan) tersebar di tanah saat kami berjalan," kata Khudair.

Keesokan harinya, ia menerima panggilan telepon dari saudaranya. Saudaranya mengatakan bahwa tengah disekap ISIS. Salah satu anggota ISIS mengatakan kepada Khudair bahwa saudaranya dan dua orang lainnya akan dieksekusi bila Pemerintah Irak tak membebaskan semua tahanan perempuan yang menjadi anggota ISIS.

Penculik itu menelepon Khudair setiap hari. Ia memberitahu pemerintah tentang hal itu, tetapi tidak ada agen intelijen Irak yang menawarkan untuk melacak lokasi para penculik.

Sepuluh hari setelah kasus penculikan terjadi, ketiga pria tadi ditemukan tewas dengan kondisi termutilasi. Milisi ISIS bahkan menyisipkan bahan peledak di antara potongan badan mereka guna menyerang orang yang menemukannya.

Ketua Dewan Provinsi Diyala Ali al-Dani mengungkapkan, saat ini ISIS bergerak dengan kelompok yang lebih kecil dan sulit terdeteksi. "Pekerjaan intelijen diperlukan," ujarnya.

Sementara Ketua Dewan Provinsi Salahuddin Ahmed al-Kareem mengatakan, wilayahnya memang rentan menjadi target penculikan dan pembunuhan oleh ISIS. "Tidak ada satu komandan yang memimpin keamanan di provinsi ini. Ini memperkuat ISIS," kata Ahmed.

Koordinasi yang buruk, minimnya dukungan dari pemerintah pusat, dan budaya menghindari tanggung jawab merupakan hambatan untuk mencegah dan menahan bangkitnya ISIS. Sebab selain penculikan dan pembunuhan, ISIS juga telah melancarkan serangan dalam skala kecil.

Saat ini, para milisis ISIS dilaporkan berkumpul dan menghimpun kekuatan kembali di pegunungan Hemrin di timur laut, yang membentang dari Diyala, di perbatasan dengan Iran, melintasi Salahuddin utara dan Kirkuk selatan. Mereka menghadap ke jalan utama Irak. Para pejabat menggambarkan daerah tersebut sebagai "segitiga kematian".

Para pejabat intelijen dan militer Irak belum dapat memperkirakan berapa banyak anggota ISIS yang masih aktif di Irak. Jumlahnya diprediksi lebih dari 1.000 orang. Mereka tersebar di daerah gurun dan pegunungan.

Namun Komandan Operasi Diyala Letnan Jenderal Muzher al-Azawi mengklaim di daerahnya anggota ISIS yang masih aktif tidak lebih dari 75 orang. "Mereka bersembunyi di gunung, membuatnya sulit menemukan mereka. Mereka menanam bahan peledak, menggunakan taktik 'tabrak lari', dan penembak jitu. Mereka mendirikan pos pemeriksaan palsu untuk menculik (warga)," katanya.

Irak telah memproklamirkan kemenangannya atas ISIS pada Juli 2017. Kemenangan itu diumumkan setelah pasukan Irak dan koalisi AS berhasil memukul milisi ISIS di Mosul.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement