REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari lembaga survei Kedai KOPI, Hendri Satrio menilai kemungkinan besar Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak menerima usungan Partai Demokrat sebagai pendamping dirinya untuk maju dalam Pilpres 2019 mendatang. Partai Demokrat diketahui mengusung nama Ketua Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres pada Pilpres 2019.
"Saya yakin, Prabowo kemungkinan besar tidak menerima AHY sebagai wakilnya," ujar Hendri kepada Republika.co.id, Selasa (24/7).
Hendri mengatakan, sebab, Gerindra masih mempertimbangkan nama-nama lain, terutama dari partai-partai yang saat ini masih menaruh kepercayaan untuk berkoalisi dengan Gerindra. Selain itu, Prabowo juga masih mempertimbangkan nama-nama di luar parpol yang memiliki elektabilitas yang tinggi dan dapat mengimbangi pejawat.
Hendri justru meyakini, bahwa AHY nantinya akan mendapatkan posisi menteri dalam kabinetnya bila Gerindra pada akhirnya menang pada Pilpres 2019. Dia juga meyakini, tak hanya satu posisi saja, melainkan Gerindra akan menjanjikan posisi menteri lain kepada Demokrat.
"Tapi kalau kemudian menjanjikan posisi menteri untuk AHY dan beberapa menteri lain untuk Demokrat bilamana mereka menang sangat mungkin," katanya.
Namun, di sisi lain, Demokrat juga masih mempertimbangkan koalisinya, baik dengan kubu oposisi maupun dengan kubu Pemerintah. Dengan janji yang sama, yakni mendapat kursi menteri, bisa jadi Demokrat memilih untuk mendekati kubu Pemerintah yang secara elektabilitas lebih tinggi.
"Bisa saja. Karena Demokrat lumayan ini, punya tabungan elektabilitas sebanyak 10 persen," ucapnya.
Meskipun begitu, dia menilai masih sulit bila Demokrat mendekati PDIP. Sebab masih banyak ganjalan yang membatasi langkah untuk merapat ke PDIP. Salah satunya, adalah ketidak sepahaman di antara kedua Ketua Umum. "Ganjalan Demokrat ke kubu Jokowi banyak. Tapi Demokrat belum tentu dengan Prabowo, belum, belum tentu," ujarnya.