REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pembuat sepeda motor AS Harley-Davidson pada Selasa (24/7) melaporkan, perolehan labanya mengalami penurunan 6,4 persen di kuartal kedua. Harley memperingatkan kerusakan lebih lanjut dari perang perdagangan.
Menurut Harley-Davidson, laba bersih kuartal kedua turun menjadi 242,3 juta dolar AS, dari 258,9 juta dolar AS pada tahun sebelumnya. "Penjualan ritel di AS pada kuartal kedua 2018 turun 6,4 persen menjadi 46.490 kendaraan, sementara penjualan ritel internasional naik tipis 0,7 persen, dibandingkan dengan periode yang sama 2017," tulis Harley dalam laporannya.
Secara keseluruhan, penjualan sepeda motor ritel kuartal kedua turun 3,6 persen tahun ke tahun menjadi 78.428 kendaraan.
Pembuat sepeda motor juga menyesuaikan prospek untuk 2018. Marjin operasi segmen sepeda motor diprediksi akan turun menjadi antara 9,0 persen hingga 10 persen, mengingat dampak yang diperkirakan dari tarif.
Baca juga, Harley Hengkang, Trump Tarik Produsen Motor Lain Masuk AS.
Uni Eropa telah mengenakan tarif tambahan 25 persen pada sepeda motor Harley-Davidson yang dibuat di Amerika Serikat. Pengenaan tarif sebagai balasan terhadap langkah-langkah proteksionis Presiden Donald Trump.
Guna meminimalkan dampak perang dagang, Harley-Davidson memutuskan untuk memindahkan produksi sepeda motor yang ditujukan ke Eropa, pasar terbesar kedua, dari pabrik AS ke Thailand dan negara lainnya.
Keputusan Harley-Davidson untuk meninggalkan AS telah mengguncang hubungan perusahaan itu dengan Trump. Para eksekutifnya diketahui pernah dijamu di Gedung Putih dalam sebuah kunjungan, tak lama setelah Trump menjabat sebagai presiden
Trump pun ikut berkomentar ihwal kepindahan Harley tersebut. "Sekarang Harley-Davidson memindahkan sebagian operasinya keluar AS, pemerintahan saya akan bekerja sama dengan perusahaan sepeda motor lain yang ingin pindah ke AS," tulis Trump di akun Twitter pribadinya, Selasa (2/7). Harley-Davidson menolak mengomentari cicitan Trump tersebut.
Trump telah mengancam untuk memberlakukan pajak yang lebih tinggi pada produsen yang berbasis di Milwaukee. Kebijakan ini dipertimbangkan sebagai pembalasan setelah Harley-Davidson memindahkan pabriknya dari AS guna menghindari tarif tinggi yang dikenakan Uni Eropa untuk melawan tarif yang diberlakukan AS.
Perusahaan sepeda motor yang berbasis di luar AS, yang mungkin membangun pabrik di AS, antara lain Honda Motor Co Ltd dan Yamaha Corp dari Jepang, BMW dan Ducati dari Eropa, serta Hero MotoCorp Ltd India dan Bajaj Auto Ltd dari India.